Tambelang, Bekasi, EDITOR.ID – Terkait viralnya seorang warga Bekasi, Masdi (53), warga Kampung Gubug, Desa Sukawijaya, Tambelang, Kabupaten Bekasi yangdibeli oleh PT Pertamina (Persero) karena karena dibawah tanahnya ada sumber migas.
Diketahui Masdi sudah puluhan tahun tinggal di Kampung Gubug, Masdi bersama warga disebelah tanah miliknya boleh dibilang “ketiban rejeki nomplok,” dan Masdi sendiri memperoleh pembayaran sekitar Rp 1,1 miliar dengan total luas sawah sekitar 5.000 meter persegi.
PT Pertamina (Persero) melalui subholding upstream PT Pertamina EP (PEP) Regional Jawa menemukan dua sumber migas baru di Jawa Barat.
Penemuan tersebut merupakan hasil dari pengeboran dua sumur yang telah di eksplorasi untuk diteliti kebenaran adanya kandungan minyak dan gas di dalamnya.
Pengeboran berhasil mengalirkan minyak dan gas pada DST kedua dengan rate minyak sebesar 402 bopd dan rate gas mencapai 1,09 mmscfd di kedalaman 2.590 mMD.
Kronologi PT Pertamina (Persero) membeli sawah Masdi.
Masdi menceritakannya, berawal sekitar 10 bulan lalu, PT Pertamina berkeinginan membeli sawahnya, sebelumnya tim khusus datang menjajaki kondisi lahan sawahnya yang kemudian melakukan pengerukan, setelah tanah hasil pengerukan di teliti, tanah di areal sawah Masdi di dinilai terdapat sumber minyak dan gas (migas).
Kedua sumur di Kampung Gubug, Tambelang, Bekasi yakni East Akasia Cinta (EAC)-001 di wilayah kerja PEP Jatibarang Field, Kabupaten Indramayu, dan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Fild, Kabupaten Bekasi.
Setelah hasil pengujian dipastikan di areal sawah Masdi terdapat migas, maka pihak PT Pertamina (Persero ) membeli sekitar lima hektar lahan persawahan di Kampung Gubug, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
PT Pertamina (Persero) melalui subholding upstream PT Pertamina EP (PEP) Regional Jawa menghubungi pihak Ketua RT 02 RW 02 Desa Sukawijaya Kholid Sofyan Hadi, dan membenarkan pihak PT Pertamina (Persero ) akan membeli lima hektar sawah yang dimiliki oleh 12 pemilik.
“Sejak 10 tahun lalu berdasarkan hasil pengujian PT Pertamina. “Sudah (diketahui) hampir 10 tahun, ada seperti dibom gitu, dimasukkan dinamit (ke dalam tanah). Itu saya masih garap (sawah),” tutur Masdi.
Masdi menuturkan, ledakan dinamit itu berdampak pada lingkungan dan menyebabkan rumah-rumah warga retak. Karena itu, sejumlah warga yang terdampak diberi dana kompensasi oleh PT Pertamina senilai Rp 300 ribu per kepala keluarga (KK).
“Pokoknya sekitar dibayarnya Rp 230.000 per meter dikali 5.000 meter. Area jalan mahalan dikit, daratnya mah sekitar Rp 400.000 (per meter), kalau enggak salah,” beber Masdi saat ditemui di Desa Sukawijaya, Kabupaten Bekasi, Rabu (20/12/2023)
