Cek Fakta: Patung Jatuhnya Malaikat Pemberontak Karya Agostino Fasolato Terinspirasi Lukisan Penatua Pieter Bruegel

Kemegahan Patung Jatuhnya Malaikat Pemberontak Karya Maestro Agostino Fasolato Terinspirasi oleh Lukisan Penatua Pieter Bruegel

Patung Jatuhnya Malaikat Pemberontak mahakarya Agostino Fasolato Terinspirasi dari Lukisan Penatua Pieter Bruegel
Kemegahan Patung Jatuhnya Malaikat Pemberontak Mahakarya maestro Agostino Fasolato Terinspirasi oleh Lukisan maestro Penatua Pieter Bruegel

Editor – Selasa, 24 Januari 2023. Kemegahan sebuah karya patung terbuat dari marmer Carrara (1747): The Fall of the Rebel Angels (Jatuhnya malaikat pemberontak) karya seniman, Agostino Fasolato kelahiran  Italian (1714 – 1787).

Karya yang kini menjadi pembicaraan karena tingkat kerumitan membuatnya, bahkan banyak yang menduga tak mungkin karya sangat luar biasa itu dibuat oleh manusia, ada yang mengatakan dibuat oleh Allien, namun sejarah sudah mencatat pada tahun 1747 patung tersebut dibuat oleh Agostino Fasolato, dengan memahat, mengukirnya dengan kehati-hatian yang sangat tinggi.

Patung  mahakarya maestro pematung dari Venesia Italia itu kini masih tersimpan di Vicenza, di kompleks museum Intesa San Paolo, di Gallerie d’Italia di Palazzo Leoni Montanari.

Kemegahannya begitu indah menggambarkan pemberontakan ke 60 sosok malaikat terjatuh dari langit.

Agostino Fasolato membuatnya terinspirasi dari lukisan The Fall of the Rebel Angels adalah karya seni lukisan cat minyak di atas panel yang dilukis pada tahun 1562 oleh seniman Renaisans Belanda terkenal bernama  Pieter Bruegel the Elder (Penatua).

Sekedar catatan, Penatua adalah sebutan, jabatan gerejawi yang ada di sebuah gereja.

Kata Penatua sendiri berasal dari bahasa Yunani presbyteros yang berarti seorang yang dituakan, yang berpikir matang atau lebih tepatnya sesepuh.

Hingga kini karya lukisan  Pieter Bruegel  itu menjadikan karya paling terkenal dari karya pelukis terkenal pula pada abad yang sama yakni, Frans Floris  the Elder (Penatua), yang juga merupakan salah satu seniman terkemuka Belanda yang hidup di abad keenam belas.

Sejarah karya patung  Jatuhnya malaikat pemberontak, berawal dari perjalanan keberadaannya dari patung tersebut yang dicatat penempatannya pertama kali di Palazzo Papafava di Padu.

Seiring dengan perjalanannya waktu, patung itu kemudian disumbangkan pada tahun 1972 ke Koleksi Cassa di Risparmio di Padova e Rovigo,  namun pada tahun 2003 ditempatkan di Palazzo Leoni Montanari di Vicenza bersamaan dengan patung yang juga sangat terkenal yakni patung Pemerkosaan Wanita Sabine.

Sekedar untuk diketahui patung Pemerkosaan Wanita Sabine pernah dinyatakan hilang (sebelumnya dinyatakan hilang di Palazzo Maldura , lalu hilang di Villa Emo di Battaglia Terme ).

Hubunganya dengan karya lukisan Pieter Bruegel

Lukisannya Pieter Bruegel  The Fall of the Rebel Angels adalah karya seni lukis cat minyak di atas panel yang dilukis pada tahun 1562.

Lukisan tersebut menjadikan lukisan paling terkenal dari lukisan-lukisan yang dibuat oleh pelukis yang sudah terkenal sebelumnya, Frans Floris, salah satu seniman terkemuka Belanda abad keenam belas.

Penggambaran sosok para malaikat yang mengisi ruang bergambar, lukisan itu adalah altar monumental berukuran sekitar tiga meter.

Bila mengamati lukisan Jatuhnya malaikat pemberontak tepat di depannya, seakan-akan kita sebagai yang melihatnya mau tak mau merasakannya, bahwa para malaikat itu sedang memberontak namun mereka tersapu ke dalam jurang oleh kekuatan sangat dahsyat membuat tubuh para malaikat berjatuhan.

Detail yang terlukiskan adalah sosok para malaikat  pemberontak itu digambarkan sebagai makhluk hibrida yang fantastis, merupakan warisan berkelanjutan karya hasil lukisan idiom bergambar oleh pelukis sebelumnya, Hieronymus Bosch.

Hieronymus Bosch sendiri merupakan seorang pelukis Periode Renaisans Belanda Awal yang meninggal dunia pada 9 Agustus 1516.

Sementara pemodelan pahatan Agostino Fasolato dan penyingkatan tubuh oleh seorang virtuoso terinspirasi oleh seni Italia yang telah dipelajari oleh Agostino Fasolato dari pelukis  Frans Floris selama waktunya di Italia.

Pencapaian puncak kemegahan artistik kemegahan dari karya patung Jatuhnya malaikat pemberontak  buatan Agostino Fasolato terletak pada perpaduan tradisi warisan artistik dua pelukis Penatua Pieter Bruegel dan Frans Floris.

Karena itu, peringkat Penatua Frans Floris lebih tinggi dari Penatua Pieter Bruegel  sebagai pelopor utama lukisan Flemish Baroque, lukisan-lukisan zaman Keemasan Belanda pada abad ke-17.

Lukisan itu berukuran 117cm x 162cm (46 inci kali 64 inci) dan saat ini disimpan di Museum Seni Rupa Kerajaan Belgia di Brussel.

Kejatuhan malaikat pemberontak menggambarkan  Lucifer bersama dengan para malaikat lainnya terjatuh telah diusir dari surga.

Malaikat jatuh dari matahari secara bertumpuk bersama dengan makhluk fasik yang diciptakan Pieter Bruegel.

Karya Bruegel ini sebelumnya dianggap sebagai karya Hieronymus Bosch.

Namun, karya-karya lukisan Pieter Bruegel sendiri sesungguhnya dipengaruhi oleh berbagai seniman seperti Albrecht Dürer, Frans Floris I, dan juga Hieronymus Bosch.

Belakang diketahui, Pieter Bruegel juga mendapat ide untuk penciptaan makhluknya dalam karya sebelumnya, The Last Judgment dan Mad Meg (Dulle Griet).

Perpaduan dua maestro pelukis di era zamannya waktu itu dituangkan kedalam pahatan marmer Carrara oleh Agostino Fasolato, mengukirnya ke pusaran komposisi
Jatuhnya malaikat pemberontak secara alami dari sifat batu alam, menyempurnakannya dengan mengubah batu dijadikan bercerita menyingkapkan sesuatu.

Pilihan batu marmer Carrara  yang brilian sebagai penopang pembuatan Jatuhnya malaikat pemberontak ditunjukkan Agostino Fasolato dengan pedih dalam Kabar Sukacita,

Jatuhnya malaikat pemberontak juga sebuah adegan alkitabiah di mana malaikat Gabriel mengunjungi Maria untuk memberi tahu dia bahwa dia akan mengandung seorang putra, Yesus.

Karakteristik marmer Carrara yang tembus cahaya akan memungkinkan cahaya untuk melewatinya, meningkatkan metafora untuk kesucian Perawan Maria.

Agostino Fasolato Sejenis Allien

Melville, penulis Moby Dick, melihatnya pada tahun 1857 dan terpesona olehnya, sehingga sekembalinya ke Cincinnati dia memutuskan untuk membuat konferensi khusus untuk menjelaskan kepada warga keindahan luar biasa dari keajaiban kemegahan seni patung ini.

Saat ini tidak ada karya yang dikenal serupa dalam gayanya, kualitasnya, kesulitan teknis pembuatannya, oleh karena itu, jika History of Art harus memastikan keunikannya, dapat dikatakan bahwa Agostino Fasolato adalah sejenis Allien, jelas dalam arti kiasan, yaitu dia memahat sebuah karya tanpa preseden atau penerus, dengan kualitas pahatan yang luar biasa,” ungkap Melville.

Anda dapat melihat langsung  dramatis terjatuh nya para malaikat ke dalam jurang Damnasi setan karena telah diusir dari surga  dan dengan dominasi malaikat Michael yang memposisikan diri berada di puncak dengan pedang terhunus” lanjut Melville.

Tuannya, pematung Francesco Bertos, dari sebuah kota dekat Venesia, tidak mampu mengalahkan dua belas patung perunggu.

Mungkin Agostino Fasolato, membuat para seniornya kewalahan, dengan membuat hasil karya fantastisnya ini,  faktanya mampu bisa menjinakkan marmer Carrara yang dia reduksi menjadi bebatuan bisa mengungkapkan alkitabiah secara mulus tanpa ada kesulitan dalam mencapai titik-titik pemahatanya, yang hampir tidak dapat dicapai secara fisik oleh pematung siapapun.

Hingga saat ini masih misteri bagaimana Agostino Fasolato berhasil membuat suatu  keajaiban seni sepanjang masa ini, bagi para penikmat seni atas keajaiban seni ini.

3D patung Jatuhnya malaikat pemberontak

Dosen dari Teknik Industri dari Universitas Padua, bekerja sama dengan Prof. Francesco Guerra dari Departemen Arsitektur bersama ahli konstruksi dan Konservasi IUAV Venesia, Prof. Matteo Turchetto melakukan pemindaian patung yang dibuat abad ke 18 tersebut dengan metode tiga dimensi.

Hal itu sebagai wujud bentuk kepedulian, dan juga bagian dari perjanjian antara Gallerie d’ Italia dari Vicenza dan Magister Pameran Digital dan Arsitektur Digital dari Universitas IUAV Venesia (Master Mde dan Master Madi), dengan staf mereka.

Patung Jatuhnya malaikat pemberontak tingginya hampir dua meter, terdiri dari enam puluh sosok malaikat yang dipahat diukir dari satu balok marmer Carrara, dipahat dengan teknik dan ukirannya sangat luar biasa detailnya sangat halus luar biasa.

Menurut catatan patung tersebut tampak  merepresentasikan  api neraka kutukan ilahi, menggambarkan ke 60 malaikat terjatuh, menggambarkan saat mereka bertransformasi menjadi setan.

Dibandingkan dengan patung-patung lainnya  pada masa abad ke-18,  Karya canggih Agostino Fasolato, dengan keahlian teknis yang luar biasa ini sangat menarik karena ukiran pahatannya sangat orisinal.

Pemindaian secara 3D  dilakukan dengan menggunakan pemindai Artec Eva, didistribusikan di Italia oleh 3DZ.

Sedangkan Pemindai Artec 3D bersifat portabel, mudah digunakan, dan sangat praktis.

Hal ini membuatnya sangat cocok untuk survei dalam situasi logistik yang biasanya sulit untuk dicatat, seperti untuk kebutuhan pendataan museum dimana temuan-temuan tidak selalu dapat dipindahkan dari jendela atau dipindahkan ke posisi ideal untuk pemindaian.

Secara kualitas Pemindai-an tersebut juga memungkinkan untuk dilakukan pendigitalisasian  dengan penggunaan kamera video 3D yang memungkinkan bisa melihat patung secara utuh dalam bentuk tiga dimensi.

Kelebihan dari perangkat lunak  sistem 3D ini
menghasilkan data yang mampu mendeteksi – membaca  geometri benda padat secara otomatis menyelaraskan  gambar 3D.

Alat tesebut juga menghasilkan fitur-fitur menarik lainnya, antara lain memperoleh gambar berwarna dari objek yang dipindai,  bersamaan dengan bentuk –  teksturnya yang bisa diterapkan pada model tiga dimensi dihasilkan secara otomatis, nampak model virtual-nya sangat identik dengan aslinya dan benar-benar realistis.

Hanya dalam hitungan menit sudah  mendapatkan relief patung dengan  sangat akurat, dalam skala dan tekstur  maupun akurasi warnanya.

Deskripsi dari hasil pemindaian 3D manfaatnya untuk para tunanetra

Lokasi Pemindaian di Palazzo Leoni Montanari di Vicenza Bahan  marmer Carrara Ukuran: 168 x 80 x 81 cm = 5,51 x 2,62 x 2,65.

Kaki Patung itu adalah komposisi tubuh yang rumit yang tampaknya menciptakan kembali bentuk api neraka.

Malaikat yang jatuh memang ditampilkan pada saat permutasi mereka menjadi setan.

Merupakan Opera canggih ini menunjukkan keahlian teknis yang hebat dari pembuatnya.

Patung ini menarik terutama karena sangat berbeda dan asli dibandingkan dengan patung lain pada periode yang sama.

Pameran patung 3D  Jatuhnya malaikat pemberontak  pameran dalam format 3D  menjamin aksesibilitas karya untuk semua, 3DZ dan sektor cagar budaya.

3DZ sendiri  mencakup kolaborasi penting dalam sektor warisan budaya, termasuk dengan Asosiasi Budaya Lab 3D, yang mendukung proyek Archeolab 3D yang bertujuan untuk meningkatkan warisan budaya museum dengan memanfaatkan teknologi inovatif.

Dan tidak menutup kemungkinan, pengembangan  proyek Archeolab 3D ini kedepannya bertujuan untuk menyiapkan rencana perjalanan museum untuk orang buta dan tunanetra.

Proyek Archeolab 3D nantinya akan  merealisasikan dengan mencetak 3D (replikanya)  untuk bisa dinikmati oleh para orang buta maupun  tunanetra, dalam arti tidak hanya memindai karya yang bisa dinikmati oleh manusia normal saja.

Berkat solusi yang ditawarkan oleh  para ahli yang berkokaborasi dengan pematung, maka pemindaian dengan pemodelan 3D bisa dimungkinkan untuk memastikan aksesibilitas untuk para penikmat  koleksi museum.

Penikmat koleksi museum memungkinkan bisa memiliki versi digital dari karya tersebut dan membuat salinan sesuai dengan keasliannya. ***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: