Bantah Karena Desakan Ormas, Pengelola Rumah Doa: Penutupan Patung Bunda Maria Atas Inisiatif Sendiri

Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini menambahkan setelah Lebaran, pemasangan patung Bunda Maria akan dikoordinasikan lagi dan disosialisasikan.

Jakarta, EDITOR.ID,- Pengelola rumah doa Sasana Adhi Rasa Santo Yakobus membantah ada desakan ormas dalam peristiwa penutupan Patung Bunda Maria. Penutupan patung tersebut dilakukan atas inisiatif sendiri.

Video penutupan patung Bunda Maria menggunakan kain terpal di halaman Rumah Doa Sasana Adhi Rasa Santo Yakobus di Padukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo, Yogyakarta, sempat viral di media sosial.

“Pada hari Rabu jam 09.00 WIB lebih saya menutup patung Bunda Maria di rumah doa ini atas inisiatif kakak saya Sugiharto, yang mana dia membangun di situ belum selesai, masih menyelesaikan administrasi maka ditutup dulu jangka waktu 1 bulan untuk menyelesaikan nanti segala sesuatunya,” ujar Pengelola Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus, Sutarno dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo dilansir detikJateng, Jumat (24/3/2023).

Sutarno menekankan bahwa penutupan ini bukan karena desakan dari kelompok tertentu seperti yang viral di sosial media.

Menurutnya hal langkah penutupan patung adalah bagian dari upaya menuntaskan proses pembangunan dan administrasi rumah doa.

“Makanya sekarang ditutup patung Bunda Maria itu,” ujarnya.

Kapolres Kulon Progo: Penutupan Karena Masalah Pengurusan Perijinan

Sementara itu Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini menambahkan setelah Lebaran, pemasangan patung Bunda Maria akan dikoordinasikan lagi dan disosialisasikan.

Hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk meredam gejolak yang terjadi di masyarakat.

“Mohon maaf atas anggota kami yang salah dalam penulisan narasi dan kami telah mendapat perintah dari Bapak Kapolda DIY, bahwa tidak ada ormas yang mengganggu keamanan dan ketenteraman,” tegas AKBP Muharomah Fajarini, dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo, Kamis (23/3/2023).

“Bila ada ormas yang mengganggu keamanan, kenyamanan, dan ketenteraman khusunya di wilayah Kulonprogo, maka akan kami tindak,” lanjutnya.

Kapolres menyebut kesalahan narasi dari anggotanya membuat seolah-olah penutupan itu karena tekanan dari ormas.

Padahal, menurut Kapolres, tidak ada tekanan sebagaimana disampaikan wakil pemilik rumah doa. Kendati demikian, Fajarini membenarkan pernah ada ormas yang mendatangi rumah doa tersebut.

“Memang ada orang yang mengaku dari ormas yang hadir di sana. Dia berupaya menyampaikan masukan dari warga. Tidak ada tekanan yang memaksa untuk menutup patung Bunda Maria tersebut apalagi menggunakan terpal,” ucapnya.

“Ada masukan terkait rasa. Namun begitu situasi dan kondisi susah kondusif. Masyarakat melaksanakan Salat Tarawih. Semua kondusif,” lanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: