Masjid Karya Panembahan Somala ini Jadi Pilihan Wisata Religius

Kalau melihat pada arsitektur bangunan di Asta Tinggi, saya melihat sebuah perpaduan yang unik pada berbagai unsur. Ada hiasan atau ornamen yang mengandung unsur Eropa, Tiongkok, Jawa, dan khas Madura sendiri. Bentuk gapura sebelum memasuki Asta Tinggi juga unik karena mengandung berbagai unsur tersebut. Gapura, berasal dari bahasa Arab yaitu “Ghafura” yang berarti pengampunan. Menurut kepercayaan, memasuki gapura berarti melewati satu tahapan menjadi manusia yang lebih baik, dan berharap dapat diampuni dari dosa-dosa.

Setelah berziarah di Asta Tinggi, kita melanjutkan agenda perjalanan ke Masjid Jami atau Masjid Agung Sumenep. Masjid ini juga unik dan memiliki aura tersendiri. Dari dahulu hingga hari ini, Masjid ini menjadi tempat ibadah bagi keluarga Keraton dan Masyarakat. Kita akan lebih khusuk dalam membaca doa dan dzikir.

Arsitektur bangunan masjid ini banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura. Pintu gerbangnya menjadi contoh. Dilihat sekilas, gerbang pintu masuk utama masjid corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok. Sementara bangunan utama masjid secara keseluruhan terpengaruh budaya Jawa pada bagian atapnya dan budaya Madura pada pewarnaan pintu utama dan jendela masjid, sedangkan interior masjid lebih cenderung bernuansa kebudayaan Tiongkok pada bagian mihrab.

Filosofi pintu gerbang masjid Sumenep ini juga menarik. Di atas gapura terlihat ada ornamen berbentuk dua lubang tanpa penutup. Awalnya saya bertanya untuk apa dua lubang itu. Tapi dari penjelasan kawan-kawan, katanya dua lobang itu adalah simbolisasi dari dua mata manusia. Di atas kedua lobang tadi, ada cungkup segi lima yang berpusat ke atas. Itu adalah ibarat manusia yang menuju pada pusatnya, ke kiblat di tanah suci, ataupun ke Illahi Robb.

Di sebelah kanan dan kiri pintu utama, ada dua pintu kecil yang bentuknya lengkung. Nah ini ibarat dua telinga manusia, yang dimaksudkan agar kita bersikap bijaksana, lebih banyak mendengar dari berbicara. Kalau adzan dikumandangkan, khotbah disampaikan, ataupun ayat-ayat suci dikumandangkan, kita diminta untuk mendengar.

Lalu ada lagi yang menarik. Ornamen-ornamen yang berbentuk rantai. Apa maksudnya? Itu dimaksudkan agar umat itu harus bersatu, jangan saling menyalahkan, menganggap kelompoknya sendiri yang paling benar, ataupun meneror kelompok lain. Intinya janganlah bercerai berai.

Ajaran yang sangat baik dan penuh makna dari gapura di masjid Jami Sumenep. Semoga filosofi itu masih terus dipegang hingga sekarang (semoga).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: