Alumni FE UI Luruskan Isu Negatif Ekonomi Yang Diumbar dalam Kampanye Pilpres

Lebih lanjut Faisal menegaskan, masyarakat bebas memilih siapapun calon yang mereka inginkan. Namun adalah keliru kalau masyarakat boleh percaya begitu saja dengan hal-hal yang disampaikan masing-masing pihak tanpa memeriksa kebenarannya (fact check).

Ia pun menggarisbawahi masyarakat utamanya yang berpendidikan perlu memahami isu-isu yang dilontarkan sebagai perang opini. Dia berpesan agar jangan sampai politik identitas memecah belah bangsa Indonesia.

Menurutnya belakangan sering terjadi umbar kebohongan dan perang omong kosong serta fitnah dalam kontestasi politik. Menurutnya hal itu sudah kian menjadi-jadi belakangan ini.

“Hendaknya tidak menjadi pembenaran bahwa hal itu memang boleh dilakukan atau suatu kewajaran di era post-truth. Jika kita menganggap wajar lalu pasrah menerimanya dan oleh karena itu harus menyesuaikan diri dengan realitas baru itu, maka sesungguhnya kita sedang membiarkan terjadi pengeroposan dalam sendi-sendi bermasyarakat dan bernegara,” tambahnya.

Faisal terus membacakan narasi panjang tentang isu kondisi ekonomi yang diangkat dalam pesta politik tahun ini. Dia berbicara mulai dari sejarah budaya maritim di era Soekarno hingga klasemen klub sepakbola Eropa yang dia rangkai menjadi pembicaraan tentang kondisi ekonomi untuk men-counter hoax.

Ketua Penyelenggara acara Anthony Rizal mengatakan pihaknya sebenarnya sudah lama menggagas acara seperti itu.

“Namun baru kali ini sempat terselenggara. Jujur saja, kami sangat gerah terhadap berbagai berita hoaks yang membodohkan yang beredar di tengah masyarakat,” ujarnya.

Karena itu, Anthony berharap, acara seperti itu bisa mengurangi berita hoaks yang beredar di masyarakat.

“Dengan tampilnya para akademisi ini kita berharap berita hoaks itu akan berkurang,” ujarnya.

Dia mengatakan pihak panitia penyelenggara sengaja memberi nama acara itu Panggung Kabaret Tek Jing…Tek Jing…karena semua orang mau mengambil peran dalam pesta demokrasi ini.

Namun tanpa disadarinya bahwa panggung itu hanya bersifat sementara. “Sebenarnya panggung itu hanya bersifat omong kosong. Jadi kami namakan Panggung Kabaret Tek Jing…Tek Jing…,” ujarnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: