50 Warga Penghuni 18 Rusun di Surabaya Dinyatakan Positif COVID-19

img 20210601 181019

EDITOR.ID, Surabaya, – Sedikitinya 50 dari 10.240 warga penghuni 18 rumah susun (rusun) di Kota Surabaya, Jatim, yang mengikuti swab test atau tes usap yang digelar dinas kesehatan setempat pascalibur Lebaran dinyatakan positif COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Selasa (1/6), mengatakan, rata-rata penghuni rusunawa yang positif ini mengaku dari bepergian ke luar kota. Mereka baru tiba di Kota Surabaya sekitar H+5 pascalibur Lebaran.

“Mereka rata-rata dari luar kota. Mereka mengatakan baru datang mudik, kurang lebih 4-5 hari (pasca-Lebaran) mereka sudah sampai ke Surabaya. Jadi kita swab pada saat hari kelima mereka datang,” bebernya.

Meski demikian, Feny sapaan Febria Rachmanita menyatakan bahwa para penghuni rusunawa yang positif ini sudah melakukan isolasi mandiri di Hotel Asrama Haji Surabaya. Sementara untuk 18 lokasi rusunawa, sudah dilakukan sterilisasi.

“Semua (penghuni positif) sudah isolasi mandiri di Asrama Haji. Tetapi banyak yang sudah pulang (sembuh) pada saat ini. Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala,” ujarnya.

Menurut Feny, karena di Asrama Haji petugas kesehatan memberikan obat dan vitamin, sehingga warga penghuni rusun ini cepat sembuh. Meski begitu, kata dia, warga penghuni rusun yang sebelumnya positif itu memang mayoritas belum menerima vaksin.

Oleh karena itu, dari total 10.240 warga yang tinggal di 18 rusun itu, 10.190 di antaranya bakal dilakukan vaksinasi massal.

“Mayoritas mereka (warga rusun) memang belum divaksin dan tidak mau divaksin. Makanya setelah mereka di-swab semua, kami beri pengertian dan sebagian besar sudah mau vaksin,” lanjutnya.

Menurutnya, Dinkes Surabaya bakal menggelar vaksinasi tahap ketiga mulai 5 Juni 2021. Vaksinasi tahap ketiga ini, salah satunya bakal menyasar sekitar 10.190 warga penghuni di 18 rusunawa Surabaya.

“Arahan dari Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya, kalau tidak mau swab test, tidak mau vaksin, mereka tidak boleh tinggal di rusun,” tegasnya.

Feny ini menyatakan, bahwa vaksinasi bagi para penghuni rusun ini penting dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19. Apalagi setiap kamar di rusunawa jaraknya dekat dan dihuni banyak orang.

“Banyak orang dan rapat sekali ruangan-ruangannya. Sehingga memang wajib vaksin untuk menghindari (COVID-19),” pungkasnya. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: