Sukhoi Su-35 Vs Dassault Rafale

Sebagai pelengkap, sistem radar juga dilengkapi RBE2 AA, berupa active electronically scanned array (AESA). Alat ini memiliki kemampuan mendeteksi musuh hingga 200 km. Radar ini diklaim sangat andal dalam mendeteksi lawan dan mengurangi perawatan dibandingkan jenis sebelumnya.

Mengutip militaryfactory, untuk menambah kemampuan supremasi udara, pabrikan juga memasang sejumlah sistem sensor pasif, yakni sistem optik-elektro berupa Optronique Secteur Frontal (OSF), yang terintegrasi dengan pesawat. OSF ini bisa mendeteksi dan mengidentifikasi target-target udara.

Sementara, untuk mendukung penerbangan dipasang modular avionik terintegrasi (IMA), atau biasa dikenal MDPU (data modular processing unit). IMA ini diklaim dapat membantu pilot selama operasi pertempuran berupa data analisis dari seluruh sistem sensor yang terpasang di dalam pesawat.

Selain menyerang musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh-musuh di darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics’s Reco New Generation dan Damocles electro-optical.

Secara bersamaan, kedua alat ini memberikan informasi mengenai posisi target, membuka misi pengintaian dan telah terintegrasi dengan sistem IMA.

Dassault Rafale, yang disebut sebagai satu-satunya pesawat tempur yang bisa menghindari sistem rudal S-200 milik Libya itu dinilai lebih bagus dari pesawat tempur milik empat negara Eropa (Inggris, Jerman, Itali, Spanyol) Eurofighter Thypoon.

Namun, ada beberapa kelemahan yang ada pada Rafale, salah satuya yaitu corong pengisian BBM (air refuelling probe) yang tidak dapat dilipat atau dimasukkan ke dalam body pesawat (non retractable probe). Corong BBM tersebut cukup mengganggu visual. Tentu saja corong tersebut mengganggu pandangan pilot di kokpit pesawat.

Non retractable probe yang terpasang ‘tetap’ tersebut dapat menciptakan large blind spot pada cockpit view. Belum lagi ada anggapan non retractable probe akan menciptakan drag udara. Meski secara visual tampak cacat, namun desain Rafale lebih murah biaya perawatanya karena mudah bongkar pasangnya.

Sedangkan yang memakai moncong model retractable lebih mahal biaya perawatanya dan rawan macet. Perancis sendiri menerapkan desain ini pada semua tipe jet tempur garis depan seperti Rafale, Mirage 2000 dan Mirage F1, mengusung model non retractable probe.(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: