Kemudian hakim dalam sidang pun tertarik menanyakan hal tersebut yang juga ada di dalam catatan yang bertuliskan inisial “Gub 05”.
Dalam penyelidikan, tertuang keterangan Karomani di BAP bahwa ada seorang keponakan Gubernur Lampung atas nama Parera menitipkan seorang mahasiswa untuk bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Unila.
“Di penyidikan saudara sebut mengaku ada orang keponakan Arinal Djunaidi,” kata hakim Lingga.
Hal itu pun dibenarkan oleh Karomani, orang tersebut atas nama Parera. Karomani juga mengatakan bahwa sudah ada komunikasi terhadap Parera.
Kemudian, Lingga pun bertanya soal uang Rp 500 juta yang diterima oleh Karomani. Hal ini kemudian diakui Karomani, bahwa uang tersebut diterimanya setelah titipan dari keponakan Gubernur Lampung ini diterima masuk Unila.
Karomani juga mengakui bahwa uang tersebut diterimanya di kantornya untuk dua mahasiswa.
“Keponakan Gubernur Arinal serahkan Rp 500 juta, diserahkan setelah lulus di kantor saya. Saya tetap terima uangnya, itu untuk mengurusi dua orang peserta ujian di tahun 2021,” jelas Karomani.
Hal ini terungkap dalam sidang lanjutan yang berlangsung di PN Tanjung Karang dengan dua terdakwa yakni mantan Warek I Bidang Akademik Unila, Prof Heriyandi serta eks Ketua Senat, Muhammad Basri. Karomani dihadirkan jadi saksi untuk kedua terdakwa. (tim)
