Prabowo Sindir Banyak Orang Ingin Jadi PNS Tapi Tidak Kerja Maksimal Setelah Diterima

“Kita harus hilangkan budaya-budaya yang tidak benar itu. (Ada yang berpikir) kalau bisa dibikin lama, kenapa harus dibikin pendek? ya kan? 'Kalau bisa susah, kenapa dibikin gampang?'. Budaya ini yang harus kita kikis," kata Prabowo.

Presiden Prabowo Subianto saat meluncurkan mekanisme baru penyaluran tunjangan guru ASN daerah di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2035). Foto Twitter akun @PrabowoSubianto

Jakarta, EDITOR.ID,- Presiden Prabowo Subianto mengkritik banyak orang Indonesia yang berambisi ingin masuk bekerja menjadi aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tapi menurut Prabowo, setelah lolos dan diterima, mereka tidak bekerja maksimal

Cita-cita yang tinggi bisa diterima jadi PNS tersebut tidak dibarengi dengan mental dan gairah untuk bekerja secara militan dan maksimal.

Hal itu disampaikan Prabowo saat meluncurkan mekanisme baru penyaluran tunjangan guru ASN daerah di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2035).

“Ini ada kecenderungan semua ingin jadi ASN. Semua ingin jadi pegawai negeri. Kita tahu setelah di dalam, sudah jadi, tidak bekerja maksimal,” kata Prabowo dalam siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (13/3/2025).

Prabowo pun menegaskan para ASN yang enggan berkembang mengikuti zaman perlu dievaluasi kembali.

“Birokrat-birokrat yang tidak mau mengikuti jaman harus kami evaluasi,” tegasnya.

Prabowo menegaskan ASN bertugas melayani masyarakat dengan efisien, bukan seperti selama ini birokrat hidup seenaknya.

“Jangan mengira jadi ASN hidup enak dan seenaknya tidak bekerja dengan efisien melayani rakyat,” ujar dia.

Selain itu Prabowo juga menyoroti permasalahan budaya birokrasi pemerintahan yang selama ini dinilainya menyusahkan rakyat dalam pengurusan administrasi alih-alih memudahkan.

Ia menilai, banyak birokrat justru membuat proses pelayanan lebih lama dari yang seharusnya.

“Kita harus hilangkan budaya-budaya yang tidak benar itu. (Ada yang berpikir) kalau bisa dibikin lama, kenapa harus dibikin pendek? ya kan? ‘Kalau bisa susah, kenapa dibikin gampang?’. Budaya ini yang harus kita kikis,” kata Prabowo.

“Kita sekarang harus robah, kita harus bikin semuanya mudah untuk rakyat. Semua cepat, singkat,” tambahnya.

Ia pun meminta para menteri koordinator dan menteri untuk memperbaiki sistem ini.

Prabowo pun berpesan kepada seluruh ASN untuk mengabdi dengan tulus dan tidak setengah-setengah. “Kalau kita mau mengabdi, ya mengabdi lah jangan setengah-setengah. Kita mengabdi lah dengan sepenuh hati. Mekanisme yang seperti ini, pelayanan harus cepat, harus efisien, uang rakyat harus benar-benar digunakan dengan baik,” ujar Prabowo.

Prabowo mengatakan masih banyak pihak yang selalu menyusahkan rakyat. Salah satunya yaitu dalam pembayaran tunjangan guru ASN daerah yang harus berlama-lama mengendap di rekening Pemda setempat.

“Lama-lama untuk apa? Ditahan itu untuk apa? Ya kan? kita harus hilangkan budaya-budaya yang tidak benar itu,” kata dia.

Pernyataan Presiden ini muncul di tengah belum selesainya pengangkatan calon aparatur sipil negara (CASN) dan calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Saat ini, 1,2 juta calon abdi negara yang lulus seleksi masih menunggu pengangkatan.

Pemerintah awalnya menargetkan CASN dan PPPK mendapatkan nomor induk pegawai (NIP) pada kuartal I dan II 2025. Namun, karena beberapa kendala, pengangkatan CASN diundur menjadi 1 Oktober 2025, sementara PPPK diangkat pada 1 Maret 2026. (tim)

Leave a Reply