Pandemi Akan Makin Panjang Waktunya Karena Demonstrasi

EDITOR.ID –Jakarta, Rencana unjuk rasa pada beberapa hari kedepan berpotensi menimbulkan kerumunan yang memicu penularan covid-19 yang dapat memperpanjang masa pandemi dua bulan lebih lama.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, di Jakarta Minggu (1/11/2020), menanggapi rencana demonstrasi elemen masyarakat menolak UU Cipta Kerja dan menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) pada 2021 maupun unjuk rasa untuk menuntut hal yang lain.

“Kami mengimbau warga mempertimbangkan tata cara penyampaian aspirasi mengingat kondisi pandemi dan kasus masih tinggi,” kata Wiku.

Demikian pula pengajar Ilmu dan Teknologi Hayati ITB Intan Taufik juga menyampaikan hal yang sama.

Menurut pakar bioteknologi mikroba itu kerumunan timbul saat unjuk rasa memperpanjang masa pandemi covid-19 sampai dua bulan lebih lama di Indonesia.

Contohnya, demonstrasi menolak UU Cipta Kerja pada 6 Oktober dan satu tahun pemerintahan Jokowi-Amin pada 20 Oktober.

“Data menunjukkan lonjakan pasien positif (yang tervalidasi dengan tes) di luar perkiraan normal (rata-rata). Ini dampaknya beruntun dan menaikkan kurva. Ketika kurva naik, melandai atau menurunnya pandemi semakin panjang,” ujar Intan.

Bukan hanya kasus positif, kasus kematian setelah dua demonstrasi itu juga mengalami peningkatan 0,11% atau naik 3,3% dari angka kematian rata-rata di Indonesia yang berada pada angka 3,41%

Berdasarkan prediksi sebuah aplikasi yang dibangun tim ahli ITB, Premise, jumlah kasus harian covid-19 seminggu pasca- demonstrasi 6 Oktober-14 Oktober 2020 adalah 3.843 kasus per hari.

Data aktual menunjukkan jumlah kasus baru pada periode sama adalah 4.207 kasus per hari atau lebih tinggi 364 kasus per hari dari prediksi.

Demonstrasi RUU Cipta Kerja pada 6 Oktober 2020 berkontribusi terhadap peningkatan kasus harian sebesar 9,5% di Indonesia.

Khusus DKI, dampak peningkatan kasus covid-19 akibat demonstrasi UU Cipta Kerja terlihat paling tinggi. Diprediksi, rata-rata kasus harian pascademonstrasi di DKI pada 6 Oktober-14 Oktober 2020 adalah 920 kasus per hari.

Adapun jumlah kasus rata-rata aktual mencapai 1.178 kasus per hari atau naik 28% dari angka kasus normal.

Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan masyarakat membatalkan unjuk rasa.

Pasalnya, angka penularan covid-19 belum menunjukkan penurunan, melainkan setiap hari jumlah orang terpapar korona di Ibu Kota tidak kunjung melandai.

“Demonstrasi berpotensi menularkan covid-19 karena di situ orang berkerumun tidak terkendali,” kata Tri Yunis. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: