Nelayan Jember Kecewa Buang Pelampung Kualitas Rendah Bergambar Faida ke Sampah

EDITOR.ID, Jember, – Hibah Pelampung dari Pemkab Jember kepada Nelayan dengan branding gambar Bupati Faida yang sempat heboh beberapa waktu lalu, sepertinya akan berbuntut panjang.

Sejumlah nelayan di Watu Ulo dan Puger merasa kecewa dengan hibah pelampung berkualitas rendah hasil pengadaan pelampung oleh Pemkab Jember tahun 2018 namun baru dibagikan pada 2020 lalu.

Pasalnya, mereka menganggap bantuan hibah pelampung tersebut tidak layak pakai. Bahkan banyak dari nelayan yang tidak menggunakan pelampung tersebut. Ujung-ujungnya justru dibuang di tempat sampah.

Seperti yang terjadi di pantai cemara Puger. Dari informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan sejumlah nelayan justru membuang pelampung tersebut karena tidak layak pakai.

Heri Suriata, salah seorang perwakilan forum nelayan Ambulu kepada media mengungkapkan, kekecewaan para nelayan sudah muncul beberapa waktu lalu. Awalnya mereka senang dengan pembagian pelampung yang diberikan pihak pemkab Jember. Namun sayangnya saat mengetahui kualitas pelampung tersebut, banyak nelayan yang merasa kecewa.

”Kami para nelayan awalnya senang dengan rencana pembagian pelampung tersebut. Saat menerima pelampung, kami justru merasa kecewa,” ujarnya.

Kekecewaan para nelayan menurut Heri muncul saat mengetahui kualitas bahan dan fungsi pelampung yang ternyata tidak sesuai dengan standar keselamatan para nelayan.

”Bagi kami, keselamatan dilaut saat bekerja sangat penting sebab jangan samakan kondisi dilaut dengan di muara atau di sungai,” imbuhnya.

Jika ternyata kualitas pelampung seperti yang dibagikan kepada nelayan lanjut Heri jangan salahkan jika para nelayan tidak memakainya.

”Punya sayapun tidak saya pakai karena sekali pakai, sudah kisut. Kalau ini dipaksakan dipakai dilaut maka keselamatan kami bisa terancam,“ tandasnya.

Secara umum menurut Heri, dirinya tidak mempermasalahkan siapa yang memberi, baik bupati lama maupun yang baru terpilih, namun yang jelas, kualitasnya harus standar keselamatan.

”Toh itu uang rakyat yang digunakan untuk membeli, jadi tolong dijamin kualitasnya, agar tidak muspro seperti sekarang ini,” ucapnya.

Proyek pengadaan 55 ribu pelampung itu sendiri sebelumnya sempat menjadi trending topik di Jember, pasalnya, pengadaannya melalui APBD 2018 dan kemudian dibranding gambar bupati dan wakil bupati menggunakan APBD 2019, namun baru dibagikan pada tahun 2020. Jumlah pengadaan-nyapun menimbulkan tanda tanya besar, pengadaanya sebanyak 55 ribu pelampung, jauh melebihi jumlah nelayan Jember yang hanya berkisar 7.500an nelayan yang tercatat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: