Terlihat Selvy Mandagi keluar gedung KPK mengenakan kemeja pink dipadukan dengan jaket merah.
Para juru kamera mengarahkan lensa kewajah Selvy Mandagi begitu pun para reporter ataupun wartawan bersaut-sautan bertanya sambil menyodorkan mikropon ke wajahnya.
Usai pemeriksaan, Selvy tidak bicara banyak dan bungkam terhadap wartawan, Selvy Mandagi diam seribu bahasa nampaknya enggan buka suara.
Setiap langkahnya dihalang-halangi wartawan, Selvy Mandagi terus melangkah terdengar suaranya, sepertinya dia mengeluh sakit kepala.
“Aduh pusing saya,” ujar Selvy Mandagi.
Keluhan sakit kepala itu menjadi satu-satunya pernyataan yang terlontar dari Selvy Mandagi.
Wartawan tak putus asa terus bertanya kepada Selvy Mandagi yang terus bungkam — tibalah dia menaiki mobil Toyota Sienta berwarna emas.
Hasil pemeriksaan LHKPN Selvy Mandagia
KPK mengklaim telah memeriksa mantan Kepala Seksi (Kasi) Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Utara, Selvy Mandagi, Selasa (23/5/2023).
Selvy Mandugi dimintai klarifikasinya terkait harta kekayaannya oleh Direktorat PP LHKPN KPK.
Dari pemeriksaan tersebut, KPK menemukan beberapa sumber harta kekayaan Selvy.
“Selvi ya, hari ini diperiksa klarifikasi pendapatan dan asal harta gitu, dan yang bersangkutan menerangkan dengan baik,” ujar Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan, Selasa (23/5/2023).
Menurut Pahala, harta kekayaan Selvy berasal dari berbagai sumber. Termasuk di antaranya tunjangan dari suaminya. “Selain dari gaji, juga dapat tunjangan dari suami,” kata Pahala Nainggolan.
Selvy Mandagi diperiksa selama sekira 3,5 jam pada Selasa (23/5/2023).
Menurut penuturan Pahala Nainggolan, berdasarkan LHKPN yang dilaporkan pada 22 Maret 2022 lalu, harta kekayaan Selvy Mandagi — menyampaikan LHKPN ke KPK dengan jumlah harta Rp 6.471.500.000.
Kekayaan Selvy Mandagi didominasi aset lahan dan bangunan senilai Rp 5.350.000.000 yang tersebar di Karawang, Jakarta Utara, dan Minahasa.
Ia memiliki lima tanah dan bangunan senilai Rp 5.350.000.000, tersebar di beberapa wilayah di Jakarta hingga Sulawesi Utara.
Rinciannya, tanah dan bangunan seluas 60 meter persegi di Karawang senilai Rp 100.000.000; tanah dan bangunan seluas 35 m2/35 m2 di Jakarta Utara senilai Rp 450.000.000; tanah seluas 1.540 m2 di Minahasa senilai Rp 750.000.000.
Kemudian tanah dan bangunan seluas 202 m2/210 m2 di Jakarta Utara senilai Rp 2.750.000.000, serta tanah dan bangunan seluas 9 m2/69 m2 di Jakarta Utara senilai Rp 1.300.000.000.
