Kisah Pilu Vino dan Arga Ditinggal Selamanya Ayah Ibu Kena Covid

ilustrasi anak sedih foto depositphotos

EDITOR.ID, Jakarta,- Pasien Covid pasangan suami istri banyak yang meninggal dan menyisakan kisah pilu atas nasib dan masa depan anak-anak mereka yang kemudian menjadi yatim piatu sebatang kara. Mereka kini tak memiliki orang tua ayah dan ibu lagi. Padahal usia mereka masih anak-anak. Kemana mereka akan menyandarkan kehidupan.

Hal inilah yang dialami dua bocah di Kalimantan Timur (Kaltim). Kisah pilu itu dialami dan dirasakan dua bocah laki-laki di dua daerah berbeda. Satu bernama Alviano Dava Raharjo di Kutai Barat dan satunya lagi Arga di Kutai Kartanegara (Kukar).

Kedua bocah yang masih berusia dibawah umur ini harus kehilangan ayah dan ibu kandungnya karena COVID-19.

Cerita haru Vino, begitu nama panggilan Alviano, lebih dulu mencuat. Bocah berusia 10 tahun itu harus hidup seorang diri setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

Ayah dan ibu Vino meninggal tepat pada hari raya Idul Adha, 20 Juli karena terpapar COVID-19. Vino sendiri sempat menjalani isolasi mandiri ditemani keluarga ayahnya.

Vino merupakan anak tunggal dari pasangan Lina Safitri dan Kino Raharjo. Lina, ibu Vino, meninggal dalam keadaan kondisi hamil, usia kandungannya 6 bulan. Semasa hidupnya, orang tua Vino itu berjualan pentol keliling.

Mendiang ayah dan ibu Vino adalah pasangan suami-istri asal Sragen, Jawa Tengah. Keluarganya yang berada di Sragen sebetulnya ingin memulangkan Vino. Pihak keluarga berharap agar perawatan Vino bisa lebih baik ketimbang dia harus diadopsi pihak lain.

Vino saat ini masih tinggal di rumah bercat biru dan abu-abu, yang merupakan milik orang tuanya. Sejumlah tetangga dan kerabat juga berada di rumah tersebut untuk menemani Vino.

Keluarga ayah dan ibu Vino kini sedang menunggu situasi pandemi COVID-19, baik di Kutai maupun di Sragen, mereda. Jika memungkinkan, Vino akan diantar ke Jawa, menetap bersama nenek dan kakeknya.

“Kalau untuk selanjutnya, jika situasi kondusif, baik itu yang dari Jawa maupun kita di sini (Kutai), atau yang Jawa yang jemput atau kita ke sana, kita akan bawa Vino ke Jawa untuk ikut kakek-neneknya,” kata petinggi Kampung Purworejo, Selamet sebagaimana dilansir dari detikcom, Sabtu (24/7/2021).

Vino sendiri mau dibawa ke Sragen. Bocah laki-laki itu bersedia tinggal bersama nenek dan kakeknya.

“Iya, Vino mau minta diantar ke tempat neneknya di Sragen, namun belum jelas apakah Vino mau tinggal di sana selamanya atau nanti kembali ke sini lagi, karena rumah yang ada di sini adalah rumah orang tuanya sendiri,” sebut Selamet.

Duka mendalam juga dirasakan oleh Arga. Bocah laki-laku berusia 13 tahun itu juga ditinggal ayah dan ibu kandungnya karena COVID-19.

Arga terlihat menghadiri pemakaman ibunya, Deasy Setiawati (40) di permakaman Muslimin Kelambu Kuning Tenggarong, Kukar. Dua hari sebelumnya, Arga ditinggal sang ayah, Alihusni (45).

Sebelum meninggal, ibu dan ayah Arga sempat menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari di kediamannya. Namun, karena kondisi terus memburuk, keduanya dibawa ke rumah sakit karantina di Wisma Atlet Tenggarong Seberang.

“Pertama suaminya dibawa ke rumah sakit pada tanggal 13 Juli, dua hari kemudian giliran istrinya yang dijemput, setelah dirawat beberapa hari keduanya akhirnya meninggal dunia,” kata Dandim 0906/Tenggarong, Letkol (Inf) Charles Alling seusai pemakaman.sebagaimana dilansir detikcom.

Arga juga masih menunggu kondisi dua saudaranya, yakni Arya (17) dan Abai (10) membaik. Kakak dan adik Arga itu saat ini masih menjalani isolasi di Wisma Atlet Tenggarong Seberang. Sedangkan saudaranya yang paling kecil, Dilla (4), menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya.

“Saat ini dua anak mereka masih menjalani karantina di rumah sakit dan kemungkinan Senin (26/7) bisa keluar jika kondisi kedua anak itu sehat,” jelas Alling.

Ayah Arga tercatat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di BPKAD Pemkab Kukar. Sementara ibunya menjalankan usaha keluarga yang menyediakan jasa pembayaran rekening listrik, telepon, dan air.

Kakak kandung ayah Arga, Amran, tak menyangka kedua orang tua ponakannya itu meninggal dunia. Yang lebih membuat Amran sedih, Arga dan saudara-saudaranya masih anak-anak yang sangat butuh kasih sayang orang tua.

“Ia selalu datang ke rumah saya di jembatan, namun terakhir kemarin dia telepon agar saya tidak ke rumahnya dulu karena COVID-19,” cerita Amran.

“Saya kaget kemarin ditelpon, Alihusni sudah meninggal, dan hari ini giliran istrinya yang meninggal. Kami sungguh tidak menyangka kejadian ini. Kasihan anak-anaknya yang masih kecil kecil,” imbuhnya. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: