Jember Butuh Perda Sampah

“Nominalnya mencapai miliaran rupiah, berbeda-beda tiap daerah. Itu sumbernya dari pemerintah pusat. Jember menjadi satu-satunya yang tidak mendapat. Ada dua kemungkinan, karena tidak memiliki Jakstrada atau karena pemerintah pusat menilai penanganan sampah di Jember buruk,” tegas Ratih.

DLH Jatim menilai, DLH Jember sulit diajak berkoordinasi sejak sekitar tahun 2016, atau setelah bupati Jember dijabat oleh dr Faida. Sejak itu, dalam beberapa kali rapat yang digelar DLH Jatim, DLH Jember seringkali tidak bisa menghadiri. Ada dua alasan yang dikemukakan oleh DLH Jember.

“Mereka menjawab karena tidak ada anggaran, sehingga tidak bisa berangkat ke Surabaya untuk ikut rapat. Selain itu, mereka juga tidak dapat disposisi dari bupati sehingga tidak bisa hadir,” tutur Ratih sebagaimana dilansir dari jatimnet.

Selain Perda Sampah dan Jakstrada, masih banyak program lain yang tidak diikuti Jember. Baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun Pemprov. Di antaranya adalah Kalpataru, Adipura, Desa Bersih dan sebagainya.

“Kalau Adipura, itu dari pusat. Kalau Desa Berseri, itu dari Pemprov. Masih banyak lagi yang Jember tidak ikut. Dan itu hanya terjadi di Jember, satu-satunya di Jawa Timur,” papar Ratih.

Permasalahan keengganan bupati Jember, dr Faida untuk menjalankan dan bersinergi untuk program lingkungan hidup dengan Pemprov dan pusat itu baru terungkap setelah Faida cuti untuk kembali maju di Pilkada.

“Kita dapat laporan masalah sampah ini, lalu kita konfirmasi ke DLH Jawa Timur. Dan hari ini mereka turun ke Jember. Mereka juga terkejut melihat penanganan sampah di Jember seperti ini,” ujar David Handoko Seto, Ketua Komisi C DPRD Jember yang memimpin rapat bersama DLH Jatim.

Buruknya penanganan sampah di Jember, menurut David karena anggaran pengelolaan sampah yang minim. Sebelum beralih ke Dinas Lingkungan Hidup, penanganan sampah di Jember berada di bawah Dinas Cipta Karya. Anggaran penanganan sampah di dinas tersebut, selama ini menurut David, banyak dikepras (dikurangi) dan dialihkan untuk program-program yang kental dengan pencitraan bupati Faida menjelang Pilkada 2020.

“Banyak digunakan untuk program-program yang tidak penting seperti kongres-kongres,” ujar politikus Partai NasDem ini.

Karena itu, Komisi C DPRD Jember mendorong agar penanganan sampah bisa menjadi prioritas dalam APBD 2021 nanti. Selain itu, Komisi C juga mendorong agar tahun 2021 mulai dibahas mengenai raperda Sampah. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: