Jawara Bankir Dikumpulkan Jokowi untuk Tukangi LPI

ilustrasi

EDITOR.ID, Jakarta,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk para talenta mantan bankir berskala dunia untuk bergabung mengelola Lembaga Pengelola Investasi (LPI), lembaga pengelola dana abadi (SWF) terbesar di Tanah Air. Pelantikan mereka sebagai direksi LPI dilakukan hari ini, Selasa (16/2), di Istana Merdeka, Jakarta.

Mereka adalah Ridha Wirakusumah diangkat sebagai Direktur Utama LPI. Ridha adalah mantan Dirut Bank Permata. Kemudian Wakil Direktur Utama LPI dijabat Arief Budiman. Arif adalah mantan direktur keuangan PT Pertamina (Persero).

Kemudian Country Risk Manager Citibank Indonesia Marita Alisjahbana sebagai Direktur Risiko LPI, eks direktur keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Eddy Porwanto sebagai sebagai Direktur Keuangan LPI, dan Managing Director of Creador Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Direktur Investasi LPI.

“Saya perkenalkan Ridha sebagai CEO LPI. Beliau sangat berpengalaman, eksekutif senior di perbankan dan jasa keuangan, investasi, terakhir menjadi CEO di Bank Permata,” ucap Presiden Joko Widodo.

Ridha, dengan posisi terakhir Direktur Utama PT Bank Permata Tbk. Ia menempati posisi teratas di perusahaan itu sejak 13 Desember 2016 lalu.

Sebelumnya, Ridha pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Maybank Indonesia Tbk periode 2009-2011 lalu. Setelah itu, ia menjadi Managing Partner di DNB Consulting and Investments Hong Kong periode 2014-2016.

Pada saat yang bersamaan, Ridha juga menjadi anggota Dewan Komisaris di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk pada 2014 hingga 2016.

Bukan cuma itu, Ridha juga menjadi anggota Dewan Komisaris di Postcard and Tag Hong Kong periode 2015-2016.

Kemudian, Ridha juga menjadi anggota Dewan Komisaris PT Bayan Resources pada 2016 lalu. Beberapa posisi penting lainnya yang pernah diduduki Ridha, antara lain anggota Dewan Komisaris PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Direktur di KKR Hong Kong, dan President dan CEO AIG Inc Hong Kong.

Lalu, Banking Head Asia Pacific, CEO Asia Pacific di General Eletric Company, Head of Corporate Finance di Bankers Trust Jakarta, dan Vice President Corporate Banking Group Head di Citibank Jakarta.

Ridha menempuh pendidikan dan mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Ohio University pada 1985 silam. Ia melanjutkan pendidikannya di tempat yang sama dan meraih gelar Master of Business Administration pada 1987.

Kemudian, Ridha mendapatkan gelar Doctorate in Business Administration dari City University Hong Kong pada 2016 lalu.

Arief Budiman dari Pertamina ke Danareksa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga resmi menunjuk Arief Budiman sebagai Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Arief diperkenalkan hari ini, Selasa (16/2).

Sosok Arief Budiman memang sudah lekat dengan sektor keuangan. Ia pernah menjabat sebagai direktur keuangan PT Pertamina (Persero) pada periode 2014-2018.

Pria kelahiran 1974 silam ini, juga pernah menjabat sebagai komisaris PT Pertamina EP Cepu sejak 20 Maret 2015.

Pada 2018, ia dipercaya memimpin PT Danareksa (Persero) sebagai direktur utama menggantikan posisi Heru D. Adhiningrat.

Penunjukan Arief Budiman sebagai pucuk pimpinan Danareksa tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-241/MBU/09/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama PT Danareksa tertanggal 13 September 2018.

Saat itu, Arief Budiman mendapatkan amanah untuk merealisasikan holding BUMN sektor keuangan. Namun, selang dua tahun kemudian Arief Budiman dilengserkan dari posisinya.

Meski banyak berkecimpung di dunia keuangan, Arief Budiman ternyata memiliki latar belakang teknik. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung pada 1996.

Lalu, ia memperoleh gelar Master of Business Administration (Honors) dari The Wharton School, University of Pennsylvania. Perjalanan karirnya diawali sebagai konsultan di Booz Allen & Hamilton, Asia pada 1997.

Selanjutnya ia melanjutkan karir di Merrill Lynch sebagai summer associate investment banking pada 2001 dan Booz Allen & Hamilton, AS sebagai Associate, pada periode 2003 – 2004.

Jabatan terakhirnya sebelum berlabuh ke Pertamina ada Direktur Utama PT McKinsey Indonesia selama 2004 – 2014.

Marita Alisjahbana, Bankir Asal Citibank

Presiden juga menunjuk Marita Alisjahbana menjadi Direktur Resiko di lembaga pengelola investasi terbesar di Tanah Air ini. Sebelum ditunjuk jadi direksi LPI, Marita menghabiskan karirnya di sektor perbankan. Ia mengabdikan 32 tahun karirnya di Citibank atau Citi Indonesia, tepatnya sejak 1988 sampai saat ini.

Jabatan terakhir yang didudukinya adalah Country Risk Manager. Sebelum berkarir, Marita menempuh jenjang pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1975-1982.

Ia mengambil jurusan Arsitektur. Lalu, meneruskan pendidikan ke University of California pada 1984-1986. Saat mengambil pendidikan pascasarjana, Marita sebenarnya mengambil bidang arsitektur. Namun kemudian berkarir di bank.

Marita juga merupakan putri dari Sutan Takdir Alisjahbana yang terkenal sebagai seorang budayawan, sastrawan, dan ahli tata bahasa Indonesia. Sutan Takdir juga merupakan pendiri Universitas Nasional di Jakarta.

Diketahui Sutan Takdir menikah tiga kali. Pada pernikahan ketiga dengan Margaret Axer, ia dikarunia empat orang anak, yaitu Tamalia Alisjahbana, Marita Alisjahbana, Marga Alisjahbana, dan Mario Alisjahbana.

Stefanus Ade Hadiwidjaja asal Country Head Creador Capital Group

Presiden Jokowi menunjuk Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai salah satu direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Stefanus akan menjadi Direktur Investasi di lembaga pengelola investasi dana abadi (SWF) terbesar di Tanah Air itu.

Sebelum bergabung dengan LPI, Stefanus merupakan Managing Director sekaligus Country Head Creador Capital Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi jangka panjang di kawasan Asia Tenggara dan India. Ia sudah bekerja di sana sekitar delapan tahun, dari 2013-2021.

Sembari menjadi pucuk pimpinan Creador, Stefanus juga merupakan anggota komite investasi dan manajemen risiko Rumah Sakit Hermina pada 2018-2020. Selain itu, juga tercatat sebagai anggota direksi di PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk pada 2019-2020.

Ia juga menjabat sebagai CEO PT Simba Indosnack Makmur sejak Juni 2016. Stefanus juga pernah menjadi project leader di Boston Consulting Group.

Ia merupakan financial and management consultant di Arghajata Consulting pada 2006-2008 dan Skha Consulting pada 2005-2006. Tidak hanya itu, Stefanus juga pernah memegang jabatan Territory Manager di IBM.

Sebelum berkarir, Stefanus menempuh pendidikan di bidang teknik industri di Universitas Pelita Harapan. Lalu, memperoleh gelar master dari Wharton School di University of Pennsylvania.

Para bankir dan invesment talent ini akan menukangi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan mereka akan bekerja di bawah pengawasan dari para dewan pengawas, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan tiga dewan dari profesional, yaitu Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.

Aturan terkait LPI tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2020 dan PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi. Kedua beleid diteken kepala negara pada 14 Desember 2020 dan diundangkan pada 15 Desember 2020.

Dalam PP tersebut disebutkan Dewan Pengawas terdiri dari Menteri Keuangan merangkap ketua sekaligus anggota, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merangkap anggota serta tiga orang dari unsur profesional yang merangkap anggota.

Sebelumnya, Jokowi sudah melantik Dewan Pengawas LPI pada Rabu (27/1) lalu. Mereka adalah Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan dan Erick Thohir selaku Menteri BUMN.

Lalu, tiga orang dari unsur profesional yang dilantik Jokowi adalah Yozua Makes, Darwin C Noerhadi dan Haryanto Sahari sebagai Dewan Pengawas LPI. Pelantikan tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 6/P tahun 2021.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya berharap LPI dapat meningkatkan nilai aset negara dan BUMN. Peningkatan aset terjadi karena ada aliran dana dari para investor internasional ke LPI.

Menurutnya, peningkatan aset merupakan hal yang penting. Sebab, bisa memberikan peningkatan produktivitas dari pengelolaan aset tersebut, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: