Pengacara Sabri, Khaled Zabarka, mengungkapkan otoritas Israel telah membebaskan Sabri dan memerintahkan deportasi dari Masjid hingga 8 Agustus, dengan kemungkinan dapat diperpanjang selama 6 bulan.
Sabri sebelumnya sudah pernah ditahan oleh pasukan Israel dan dilarang masuk ke Masjid Al-Aqsa selama berbulan-bulan.
Sabri adalah pengkritik keras pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Pemimpin Hamas tewas dibunuh orang tak dikenal. Pembunuhan itu terjadi saat Haniyeh berkunjung ke Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, usai pertemuan dengan Sayyed Khamenei.
Tak hanya di Masjid al-Aqsa khutbah berisi pujian bagi Haniyeh digaungkan. Masjid-masjid di berbagai belahan dunia, termasuk di Masjid Istiqlal di Jakarta juga melakukan hal serupa. Shalat ghaib di berbagai negara dljugavdilakukan untuk Haniyeh.
PBNU Kutuk Penangkapan Imam Besar Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrima Sabri
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) mengutuk penangkapan Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri oleh polisi Israel. Syekh Ikrima ditangkap usai memimpin salat gaib untuk tokoh Palestina sekaligus pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh .
“PBNU mengutuk tindakan tersebut,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU KH Zulfa Mustofa lewat pesan singkatnya Sabtu (3/8/2024).
Salah seorang kerabat Syekh Ekrima Sabri mengatakan, polisi Israel menyerbu rumahnya di Yerusalem Timur dan menangkapnya. Setelah salat Jumat di Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri memimpin salat gaib untuk Ismail Haniyeh. Untuk diketahui, Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan pada Rabu, 31 Juli 2024 di Teheran, Iran.
“Warga Yerusalem dan sekitarnya dari mimbar Masjid Al-Aqsa yang diberkahi berduka atas kematian Ismail Haniyeh,” kata Syekh Ekrima Sabri dalam khotbahnya dikutip dari laman Anadolu, Sabtu (3/8/2024).
Setelah khotbah, polisi Israel mengatakan sedang menyelidiki apakah pernyataan tersebut merupakan “hasutan”. Mereka pun mengklaim bertindak sesuai dengan pernyataan itu. Ulama berusia 85 tahun itu ditahan beberapa kali oleh zionis Israel pada masa lalu. Ia juga sempat dilarang memasuki Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama beberapa bulan.
Syekh Ekrima Sabri adalah pengkritik keras pendudukan zionis Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina. Sebelumnya ia menjabat sebagai mufti Yerusalem dan wilayah Palestina sejak 1994 hingga 2006. (tim)