Gempa Sumedang Dipicu Sesar Tampomas, Gunung Api Tidur yang Sulit Diketahui

Gempa Sumedang Diduga dari Sesar Tampomas yang Belum Dipetakan dan Gunung Api yang Tak Aktif Lagi

Oleh karena itu pihak BPBD Sumedang menyampaikan kepada warga masyarakat Sumedang untuk selalu siaga namun tidak perlu cemas. Terlebih pihaknya akan memberikan informasi lanjutan mengenai situasi pasca gempa.

“Kita tahu gempa mengancam kita kapan saja. Namun insya Allah kami akan memantau dan memberikan perkembangan demi perkembangan. Namun hasil kajian dari BMKG, Sumedang masih dalam kondisi aman kendati memang kedalamannya kilometer dibawah permukaan tanah,” lanjut Atang.

Sesar Tampomas

Pihak BMKG mengungkapkan gempa bumi Sumedang, dipicu oleh sesar aktif yang masih belum terpetakan, “pusat gempa persis di kota Sumedang sesuai dengan lokasi kerusakan yang terjadi, sehingga gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam konferensi pers di kanal YouTube BMKG, Senin (1/1/2024) dini hari.

Mengingat fakta sesungguhnya sedemikian itu membuat gempa bumi di wilayah Kabupaten Sumedang menjadi perhatian serius.

Pihak BMKG masih menganalisis dengan mempelajari titik sesar gempa yang hingga saat ini menurut Daryono belum terpetakan. Hal tersebut untuk meminimalisir mengantisipasi agar terhindar dari banyaknya korban jiwa.

Mengambil pelajaran dari gempa yang sudah terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur (Jawa Barat, pada 2022 lalu) menjadikan pelajaran berharga dari bencana yang ditimbulkan oleh sesar-sesar yang masuk dalam sesar Tampomas.

Daryono yakin terhadap gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang terindikasi polanya mirip dengan yang terjadi pada gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur yang kini oleh pihak BMKG sedang berupaya keras memetakan sesar-sesar tersebut.

“Karena sesar-sesar yang sudah terdata (oleh BMKG, sesungguhnya) keberadaannya jauh dari pusat kota Sumedang, sehingga ini perlu mendapatkan perhatian (secara khusus) untuk aktivitas sesar-sesar ini agar segera diantisipasi kedepannya dan masuk dalam perencanaan setiap pembangunan ke depannya di wilayah Sumedang dan sekitarnya,” beber Daryono.

Daryono menjelaskan gempa dangkal yang terjadi di Sumedang cukup berbahaya apabila titik pusat gempa berada di pemukiman padat penduduk dengan kekuatan berskala besar dan tidak tahan gempa.

“Karena kedalamannya yang sangat dangkal, terjadi persoalan karena banyaknya sekali rumah-rumah yang dibangun tidak tahan gempa,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat memperhatikan aspek ketahanan terhadap gempa apabila mendirikan bangunan, mengingat wilayah itu terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: