Puput menduga hal itu berkat fenomena yang disebut ‘efek Jokowi’.
“Jadi efek Jokowi ada dua, Jokowi sebagai personal. Yang kedua adalah bobot Jokowi sebagai presiden dan tentunya punya bobot pemerintahan dan lain-lain berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran,” katanya.
Karena Prabowo-Gibran selalu menyampaikan bahwa mereka berencana melanjutkan program-program Jokowi, kebanyakan pemilih setia Jokowi lebih memilih mereka daripada Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP.
Terbukti, menurut hasil exit poll dari Litbang Kompas, sebanyak 53,5% dari pemilih Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 memilih Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Sementara, hanya 23,2% dari pemilih Jokowi memilih Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
Di luar daerah-daerah kandang banteng, ada pula Kalimantan yang juga didominasi oleh pemilih Prabowo-Gibran dengan 65% suara, berdasarkan data dari Litbang Kompas.
Prabowo Menang di Kalimantan Karena Lanjutkan IKN
Menurut peneliti Charta Politika, Nachrudin, sentimen positif pada Prabowo-Gibran cukup tinggi di Kalimantan karena mereka berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diusung Presiden Jokowi.
“Kalau saya menilai bahwa ketika ibu kota negara ditempatkan di Kalimantan, memang ada rasa kebanggaan masyarakat Kalimantan terhadap apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi.
“Sehingga ketika ada beberapa paslon yang kontra terhadap IKN, itu membuat elektabilitas tidak terlalu baik di wilayah Kalimantan,“ ujar Nachrudin.
Selain pengaruh sosok Jokowi, Nachrudin juga menyebut aktivitas pemerintah seperti pembagian bansos dan kunjungan pemerintah ke daerah-daerah yang seharusnya menjadi ceruk suara Ganjar-Mahfud turut meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Jadi memang yang target utama terkait penggerusan suara paslon untuk memenangkan Prabowo-Gibran, itu memang target utamanya adalah paslon Ganjar-Mahfud,“ ungkapnya.
Narasi Lanjutkan Program Jokowi Jadi Kunci Kemenangan Prabowo di Kandang Banteng
Pandangan sama disampaikan Direktur Strategis Pusat Penerangan Politik (Puspenpol) Adrian Zakhary. Ia menilai, efek Presiden Joko Widodo atau Jokowi Effects lebih besar dibandingkan PDI-P.
Ia lantas menyoroti efek Jokowi di Jawa Tengah maupun Bali yang dulu menjadi pusaran suara PDI-P secara nasional. Saat ini, dua wilayah itu juga menjadi lumbung suara untuk paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.
“Pilpres 2024 membuktikan betapa besar efek Jokowi secara nasional, bahkan di kandang banteng sekalipun Jateng dan Bali,” kata Adrian, Jumat (16/2/2024) kemarin.