Dalam survei yang melibatkan kelompok pemilih yang mengenal keduanya, Ganjar meraih 46,4 persen, sementara Prabowo meraih 38,8 persen.
“Pada kelompok pemilih yang tahu kedua tokoh, Ganjar menjadi unggul atas Prabowo. Ganjar mendapatkan dukungan 46,4% suara, sementara Prabowo 38,8%,” ujar Direktur Riset SMRC dalam rilis SMRC yang disiarkan secara virtual, Minggu (7/5/2023).
Deni menuturkan masih ada 14,8 persen yang belum menentukan pilihan. Tak hanya di kelompok pemilih yang mengenal keduanya, survei SMRC menunjukkan, Ganjar juga mengungguli Prabowo dalam simulasi head to head atau dua nama yang melibatkan responden secara umum.
Gubernur Jateng dua periode ini mendapatkan dukungan 42,2% dan Prabowo 41,9%. Dalam simulasi ini, Deni menyampaikan masih ada 15,9% yang belum menentukan pilihan.
Dikatakan, dalam simulasi head to head ini, Prabowo cenderung unggul atas Ganjar pada Maret sampai April 2023.
Namun, memasuki Mei atau setelah dideklarasikan sebagai capres oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo.
“Dukungan pada calon presiden ini diperkirakan masih akan dinamis, karena sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon. Saat ini Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilih, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen,” katanya.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan ± 3,3% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (tim)
