Cakep! Begini 3 Pantun Gus Hans di Pelantikan PA GMNI Jatim

Gus Hans (Ketiga dari Kanan) Saat Menghadiri Pelantikan DPD PA GMNI Jatim, Minggu (28/11)

Memakai baju batik berwarna nuansa merah, KH Zahrul Azhar As?ad menghadiri pelantikan Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jatim di Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Banjarejo, Malang, Minggu (28/11).

Kiai muda yang akrab disapa Gus Hans itu diundang untuk membacakan doa. Namun sebelum doa dimulai, dia sempat melontarkan pantun untuk alumni GMNI.

?Nggolek geni gawe nyumet rokok.. Arek GMNI saiki sobo pondok,? katanya yang disambut meriah oleh alumni dan undangan lainnya, termasuk Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak.

Tak hanya alumni GMNI, Gus Hans juga melontarkan pantun untuk Ponpes Babussalam asuhan KH Thoriq bin Ziyad alias Gus Thoriq. ?Naik bis malam turun di Kota Pati.. Dari Babussalam lahirlah Hari Santri.?

Tak berhenti di situ. Ketua Umum DPP PA GMNI, Ahmad Basarah juga menjadi sasaran pantun Gus Hans. ?Mencari arah untuk menuju ketenangan hati.. Kiai Basarah salah satu penggagas Hari Santri.?

Tiga pantun Gus Hans membuat suasana arena pelantikan PA GMNI Jatim lebih cair.

?Saya kebetulan diminta doa. Biar suasana itu guyub gitu kan, saya awali dengan pantun-pantun itu,? kata Gus Hans soal ketiga pantunnya pada Senin (30/11).

Ketiga pantun tersebut tak hanya cakep, tapi juga ada pesan mendalam sarat makna yang ingin disampaikan Gus Hans.

Pertama, soal pelantikan PA GMNI di pesantren. Menurut Gus Hans, itu merupakan ide cemerlang dari alumni GMNI sekaligus sesuatu yang baru di level akar rumput.

?Ketika GMNI, ?orang-orang merah? yang dianggap menjadi kiri banget, ternyata alhamdulillah masuk pesantren. Saya support bahwa pesantren itu bisa ke mana-mana dan bisa menerima siapa saja,? kata Gus Hans.

?Merah sudah sobo pondok (masuk pesantren) dan saya kira kita harus welcome terhadap itu, karena bisa memperkuat bersatunya antara nasionalis dan religius di akar rumput,? sambungnya.

Kedua, dari Babussalam lahirlah Hari Santri. Gus Hans ingin menggugah sejarah bahwa dari Ponpes Babussalaminilah gagasan Hari Santri Nasional (HSN) yang sekarang diperingati setiap 22 Oktober itu dicetuskan.

?Yang memang kenyataannya begitu. Saat itu Pak Jokowi datang pesantrennya Gus Thoriq dan salah satu syaratnya membuat kesepakatan lha ibaratanya ya (dukungan di Pilpres 2014), itu ada Hari Santri,? kata Gus Hans.

?Tetapi pada kenyataannya justru diklaim pihak lain. Nah, kita ini dalam rangka meluruskan sejarah itu. Saya rasa ini informasi yang belum sepenuhnya tersampaikan ke publik,? tandasnya.

Soal cap benar dan tidak benar, kata Gus Hans yang juga ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jatim, itu urusan nanti karena masalah kebenaran biar publik yang menilai.

?Setelah kita munculkan secara proporsional dari dua ?mazhab? itu, nanti akan muncul yang benar seperti apa dan kita meluruskan soal itu secara moral,? ujarnya.

Jadi pencetus Hari Santri itu Gus Thoriq yang alumnus GMNI? ?Lebih tepatnya penggagas atau yang mengusulkan kepada Pak Jokowi. Tapi kemudian ada yang mengklaim menjadi panglima santri, apalah, dan sebagainya,? ungkapnya heran.

Ketiga, soal Basarah salah satu penggagas Hari Santri. Menurutnya, Basarah merupakan orang yang menjadi saksi pertemuan antara Gus Thoriq dan kiai lainnya dengan Jokowi sebelum maju Capres di 2014.

?Untuk usulan Hari Santri yang diusulkan Gus Thoriq itu, kan ada Pak Basarah. Saya kira dia juga sebagai salah satu penggagas,? pungkas Gus Hans.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: