Hukum  

Ada 1.000 Pengacara Disiapkan Bela Abu Janda

Abu Janda Foto Istimewa

EDITOR.ID, Jakarta,- Ikatan Aktivis 98 siap membela Permadi Arya alias Abu Janda yang dilaporkan terkait dugaan rasisme terhadap Natalius Pigai. Aktivis 98 menyiapkan 1.000 pengacara sebagai tim advokasi Abu Janda.

“Sepertinya ada yang cari momentum besar ini. Kita rapatkan barisan… kami akan menyiapkan 1.000 lawyer untuk menjaga Abu Janda,” ujar Ketua Umum Ikatan Aktivis 98 Immanuel Ebenezer dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (31/1/2021).

Immanuel mengatakan tuduhan rasisme terhadap Abu Janda dinilai tidak sesuai fakta hukum. Pelaporan terhadap Abu Janda oleh Haris Pertama juga dinilai terkesan memanaskan suasana.

Oleh karena itu, Immanuel akan menggalang dukungan untuk membela Abu Janda. Immanuel menyebut cuitan ‘evolusi’ Abu Janda tidak untuk menyerang Natalius Pigai.

“Beliau kan sudah klarifikasi. Tidak ada kata evolusi yang dimaksud menyerang Natalius Pagai. Haris ini kegeeranlah,” imbuhnya.

Menurutnya, Haris Pertama tidak perlu melaporkan Abu Janda ke polisi, melainkan cukup dengan meminta klarifikasi kepada Abu Janda saja.

Sebelumnya, Abu Janda dilaporkan oleh Haris Pertama ke Bareskrim Polri karena cuitan ‘evolusi’ yang ditujukan ke Natalius Pigai. Laporan tersebut bernomor: LP/B/0052/I/2021/Bareskrim pada Kamis 28 Januari 2021. Abu Janda dilaporkan atas dugaan melanggar Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3) dan/atau Pasal 45 A ayat (2) juncto Pasal 25 ayat (2) dan/atau Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar Golongan (SARA), Pasal 310 dan/atau Pasal 311 KUHP.

“Telah diterima laporan kami secara kooperatif dari pihak polisi, sudah kami tunjukkan bukti-buktinya. Bahwa kami telah melaporkan akun Twitter @permadiaktivis1 yang diduga dimiliki Saudara Permadi alias Abu Janda. Yang kami laporkan adalah dugaan adanya ujaran kebencian dengan memakai SARA dalam tweet-nya tanggal 2 Januari tahun 2021 yang menyebut ‘kau @nataliuspigai2 apa kapasitas kau, sudah selesai evolusi kau’,” kata Ketua Bidang Hukum KNPI Medya Riszha Lubis di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/1/2021).

Medya mengatakan kata ‘evolusi’ dalam cuitan tersebutlah yang menjadi dasar pihaknya melaporkan Abu Janda ke polisi. Medya menilai kata-kata ‘evolusi’ itu telah menebarkan ujaran kebencian untuk menghina bentuk fisik, terutama dari wilayah Natalius Pigai berasal.

“Kata-kata ‘evolusi’ menjadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun @permadiaktivis1. Karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian. Dengan adanya kata-kata evolusi tersebut, sudah jelas maksud dan tujuannya bukan sengaja nge-tweet, tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini yang satu wilayah dengan Natalius Pigai,” ujarnya.

Cuitan Abu Janda yang menuai kontroversi ini kemudian menjadi sorotan sejumlah pihak. Bahkan sejumlah elite politik mendorong agar Abu Janda diproses secara hukum.

Jika tak ada aral, pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda akan diperiksa polisi, Senin (1/2/2021) ini, terkait dugaan bersikap rasis terhadap mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai dan cuitannya tentang ‘Islam Arogan’.

Secara resmi, pelapornya adalah pengurus KNPI. Tapi belakangan sejumlah tokoh ormas Islam menyokong polisi untuk mengusut kasus tersebut. Toh begitu, lelaki kelahiran Serang, Banten, 14 Desember 1976, itu tak kehilangan argumentasi.

Soal kata ‘evolusi’ yang ditujukan kepada Natalius Pigai, dia menegaskan sama sekali tidak merujuk pada teori evolusi Darwin. “Kita yang punya Tuhan meyakini bahwa manusia pertama di muka bumi ini Nabi Adam. Kita tak percaya Teori Darwin, maaf ya,” kata Permadi sebagaimana dilansir dari tim Blak-blakan detikcom, Jumat (29/1/2021).

Dia menyebut dosen filsafat Rocky Gerung telah memelintir dan menggiring makna cuitannya soal evolusi hanya dengan Teori Darwin. Padahal, kata dia, kata itu bermakna universal. Di dalam kamus, artinya perubahan secara perlahan. “Maksudnya otak si Pigai itu yang berevolusi,” tegasnya.

Terkait frase ‘Islam Arogan’ Permadi Arya alias Abu Janda menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah Islam berfaham Wahabi dan Salafi yang kerap menghakimi sesuatu sebagai bidah, sesat, dan haram. Di masa lalu, kata dia, para wali membawa Islam dari Arab dengan santun serta menghargai budaya dan kearifan lokal. Karena itu kemudian dikenal dengan Islam Nusantara.

Tapi belakangan, ada pihak atau kelompok tertentu yang belajar dari Arab yang membawa paham Wahabi dan Salafi, lalu dengan mudah mengharamkan sesuatu. “Itu konteks yang saya maksud dengan Islam Arogan,” ujarnya.

Pada bagian lain, Permadi Arya mengisahkan latar belakang dirinya memutuskan menjadi aktivis pekerja media sosial dengan nama populer ‘Abu Janda’. Tagline-nya, ‘melawan teror dengan humor’. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: