Para ilmuwan Afrika Selatan tidak menemukan bukti bahwa varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah, dikutip dari Reuters, Jumat (10/12)
Hal itu diumumkan saat para pejabat Afrika Selatan mengumumkan kebijakan vaksinasi booster ddikarenakan infeksi harian mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Para ilmuwan Afrika Selatan telah memperingatkan akhir bulan lalu bahwa varian bermutasi ini dapat memicu lonjakan baru dalam infeksi global adalah hal yang patut dikhawatirkan.
Data rumah sakit menunjukkan bahwa penerimaan pasien Covid-19 sekarang meningkat tajam di lebih dari setengah dari sembilan provinsi di Afrika Selatan.
Tetapi, kematian tidak meningkat secara dramatis dan indikator seperti rata-rata rawat inap di rumah sakit juga tidak meningkat. Meskipun para ilmuwan mengatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk sampai pada kesimpulan yang pasti.
Menteri Kesehatan Joe Phaahla mengatakan, tanda-tanda pada tingkat keparahan karena peningkatan rawat inap di rumah sakit
“Data awal menunjukkan bahwa sementara ada peningkatan tingkat rawat inap, sepertinya itu murni karena angka-angka dan bukan sebagai akibat dari tingkat keparahan varian itu sendiri, Omicron ini,” ujarnya.
Beberapa hari terakhir, kasus harian di Afrika Selatan bisa menginfeksi sekitar 20.000 orang per hari.
Data data dari National Institute of Communicable Disease melaporkan 19.018 kasus baru Covid-19 dan 20 kematian pada Kamis (9/12).
Gelombang keempat Covid-19 di Afrika Selatan hingga kini belum mencapai puncak jika dibandingkan dengan lebih dari 26.000 kasus harian selama gelombang ketiga yang dipicu oleh varian Delta.
Afrika Selatan telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 38% orang dewasa, lebih banyak daripada di banyak negara Afrika lainnya tetapi jauh dari target akhir tahun pemerintah.
