Yogyakarta Mencekam Bentrok 2 Kelompok Buntut Seorang Anggota PSHT Dikroyok Oknum PSIM-Brajamusti

Yogyakarta Mencekam tawuran bentrok 2 kelompok massa PSHT dengan PSIM-Brajamusti, buntut dari pengeroyokan seorang anggota PSHT dikroyok oleh sekelompok oknum dari PSIM-Brajamusti

Petugas gabungan dari Kepolisian, Koramil dan juga satuan Brimob berusaha memastikan bahwa kondisi di TKP dalam keadaan kondusif

Pada akhirnya dapat diamankan oleh aparat Polresta Yogyakarta. Situasi pun berangsur kondusif.

Diduga oknum provokator pembuat keributan diamankan Polda DIY

Jelang tengah malam, tampak ada beberapa oknum diamankan — mereka dibawa keluar dari Pendopo Tamansiswa yang kemudian diangkut menggunakan truk Dalmas Polda DIY.

Sementara saat itu DIY masih mencekam, nampak masih banyak motor yang diduga milik kelompok massa dikumpulkan di halaman pendopo Tamansiswa.

Hinggap saat itu belum juga ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian.

Latar belakang tawuran kelompok PSHT dengan PSIM Brajamusti hingga Yogyakarta Mencekam

Sebelum aksi tawuran 2 kelompok massa yang saling bertikai — melibatkan kelompok pendekar silat PSHT dengan PSIM Brajamusti — dilatarbelakangi kejadian di Parangtritis, Bantul, Di Yogyakarta, adanya seorang korban pengeroyokan bernama Ali Susanto Joko Saputro.

Korban diketahui merupakan anggota dari perguruan silat PSHT, Ali Susanto Joko Saputro dikeroyok oleh sejumlah pemuda di kawasan wisata Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, pada hari, Minggu (28/5/2023) lalu.

Kemudian ratusan teman-teman korban dari PSHT menggeruduk Markas Polres Bantul untuk mendesak agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan.

“Korban merupakan warga situ [Parangtritis] dan anggota PSHT, kami mendorong polisi untuk secepatnya menangkap pelaku,” ungkap Perwakilan dari PSHT, Hariyadi saat ditemui ketika mendatangi Polres Bantul bersama ratusan teman lainnya, Senin (29/5/2023).

Diketahui korban ternyata bukanlsh orang sembarang, diketahui korban merupakan suami dari anggota DPRD DIY, Tustiyani — korban mengalami luka sayatan dibagian tangan sebanyak 16 jahitan dan di kepala enam jahitan.

Bantahan dari PSHT

Hariyadi mengatakan peristiwa penyerangan itu disebabkan karena kesalahpahaman.

Menurut Hariyadi, saat itu menurut pengakuan korban — korban ketika itu mengingatkan ke sejumlah orang yang diketahui para suporter bola itu dengan maksud untuk tidak menyalakan musik dengan volume keras.

Namun, karena kelompok PSIM diduga merasa tersinggung, oleh beberapa pemuda PSIM itu melakukan pengeroyokan terhadap korban Ali Susanto Joko Saputro.

Hariyadi meminta polisi secepatnya merespon tuntutan PSHT dengan menangkap para pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan korban Ali Susanto Joko Saputro yang kini masih dalam keadaan terluka.

Anggota Biro Hukum PSHT DIY, Rudi Hartono memenambahkan ratusan anggota PSHT yang datang ke Polres ingin mengawal agar kasus tersebut agar segera bisa terungkap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: