SBY “Serahkan” Demokrat ke Putranya AHY

Pidato Politik Terakhir Ketum Demokrat SBY

Dalam pidato terakhirnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di pembukaan Kongres V partainya itu di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (15/3), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bicara mengenai tantangan bagi Indonesia, dan krisis besar yang tengah membayangi dunia.

SBY menyatakan dalam lima tahun ke depan bangsa Indonesia akan memasuki penggal sejarah yang penting dan menentukan bagi masa depan negara ini.

“Tantangan yang dihadapi Indonesia sungguh tidak ringan. Situasi global dan kawasan Asia Pasifik tak akan selalu cerah. Sementara, negara kita juga memiliki permasalahan dan tantangan internalnya,” ucap SBY.

Kongres kelima PD itu dihadiri sekitar 600-an peserta dari seluruh Tanah Air. Waktu pelaksanaannya juga dipersingkat, hanya sehari ini saja. Direncanakan, sore nanti sudah ada ketua umum baru yang dihasilkan dalam forum itu.

“Sekarang ini saja, dua krisis besar tengah membayangi dunia. Pertama, pandemi virus corona yang mengancam keselamatan manusia. Kedua, goncangan ekonomi yang bisa melumpuhkan perekonomian global,” kata Presiden keenam RI itu.

Dua krisis itu, menurutnya, melengkapi tantangan bear yang sebelumnya sudah lebih dahulu muncul. Misalnya, geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia; terjadinya perang dagang dan resesi ekonomi, serta lompatan teknologi yang membuahkan kejutan pada kehidupan manusia.

“Kita berharap, dunia tidak gagap dan tidak terlambat menghadapi semua ini. Terus terang, dalam pengamatan saya, penanganan virus corona secara global kurang maksimal. Koordinasi dan sinergi antarnegara kurang. Hampir semua negara bertindak secara unilateral, sendiri-sendiri,” tutur SBY.

Dalam kritiknya, presiden RI dua periode itu menyampaikan seharusnya wabah corona yang menyebar melalui interaksi antarbmanusia sedunia disikapi secara bersama oleh negara-negara di dunia, Termasuk dalam menghadapi persoalan ekonomi.

“Saya juga mengamati, dalam merespons dan menangani gejolak ekonomi saat ini, dunia kurang padu dan kurang bekerjasama,” tukas SBY.

Dia lantas teringat ketika terjadi krisis global tahun 2008-2009 yang lalu. Meskipun awalnya dunia gagap dan panik, tetapi dengan cepat para pemimpin dunia segera bersatu dan melakukan aksi bersama. Baik pada tingkat PBB, G-20, APEC, G-8 maupun ASEAN.

“Sebagai pelaku sejarah, saya pribadi aktif terlibat di dalam-nya. Pikiran saya, kalau secara global situasi dapat dikendalikan, Indonesia akan selamat. Tentu secara nasional kita juga menjalankan manajemen krisis secara intensif, dengan melibatkan semua pihak,” ungkap tokoh asal Pacitan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: