Penggiat Lingkungan dan Warga Kompak Tanami Lahan Kritis Jatinangor

screenshot 2021 04 06 13 02 15 36

EDITOR.ID, Sumedang – Lahan Kritis di kawasan Jatinangor cukup memprihatinkan, dalam beberapa pekan terakhir bahkan terjadi bencana banjir akibat lahan kritis yang tidak dikelola dengan baik.

Sejumlah elemen aktivis lingkungan, dan perwakilan organisasi masyarakat bersama Yayasan Ibudjati (Incu Buyut Djatinangor) menggandeng masyarakat sekitar, dan Gelap nyawang Nusantara, menggelar penanaman pohon di lahan kritis Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (6/4).

Dalam kegiatan tersebut, hadir juga perwakilan pemerintah kabupaten Sumedang dan pemerintah provinsi Jawa Barat.

Seperti diketahui, kawasan pendidikan Jatinangor sebagai daerah hulu sungai Cikeruh kondisinya telah mengalami perubahan dari dampak pembangunan yang tidak mengindahkan aturan penataan ruang.

Sejumlah bencana seperti longsor dan banjir di kawasan hilir seperti Rancaekek dan sekitarnya dipastikan akan terus berlanjut jika kawasan hulu tidak dibenahi.

Pembina Yayasan Ibudjati, Den Ato, mengungkapkan, Yayasan Ibudjati dengan landasannya yaitu menata budaya, akan terus mencoba menjadi pionir dalam menjaga, melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya.

“Yayasan Ibudjati, yang menjunjung tinggi budaya dalam kegiatan hari ini adalah bagaimana mengaplikasikan budaya melak atau menanam. Saat ini alam tidak membutuhkan kata-kata mutiara, tetapi yang dibutuhkan adalah aksinya,” ujar Den Ato, saat ditemui di lokasi penanaman pohon, Selasa (6/4).

Lebih lanjut Ia mengingatkan kepada masyarakat, pemerintah dan para pengambil kebijakan untuk terus menindaklanjuti gerakan moral Ibudjati dalam merawat lingkungannya agar menjadi manfaat khususnya bagi masyarakat sekitar.

“Ini salah satu aksi nyata dari Ibudjati peduli Jatinangor, terimakasih sebesar-besarnya kepada pemerintah serta masyarakat yang telah tergerak dalam memanfaatkan lahan-lahan terlantar dan kritis di kawasan Jatinangor ini, semoga menjadi manfaat dan kesejahteraan bagi kita semua,” imbuhnya.

Ditambahkannya, kedepan kegiatan ‘melak’ akan terus berlanjut sebagai upaya merehabilitasi lingkungan khususnya lahan kritis kawasan Jatinangor, serta kabupaten Sumedang umumnya.

“Selain kawasan Jatinangor, kami sebelumnya telah melakukan penanaman di kawasan Jatigede dan Situraja, mudah-mudahan dengan banyaknya dukungan dari banyak pihak, gerakan ini makin meluas,”paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: