Memahami Konsep Pluralisme Gus Dur Ditengah New Normal

Din Syamsudin juga menyampaikan bahwa Lembaga-lembaga yang termasuk filantropi keagamaan telah berbuat dan bekerja sama atas dasar kemanusian. Maka dari itu, beliau yakin bahwa dengan New Normal semua elemen masyarakat dapat menanggulangi Covid-19.

Di sisi lain rohaniawan Hindu KS Arsana menyatakan, pihaknya sepakat untuk menjadi tempat ibadah dalam menyemaikkan kearifan baik dengan tuhan atau sesama manusia.

Selain menjadi tempat yang sakral, tempat ibadah juga dapat menyadarkan manusia untuk menciptakan tatanan hidup baru dengan dilandasi semangat nilai-nilai keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Pdt Jacky Manuhutu dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI). Beliau menyatakan bahwa dalam iman Kristen, apapun yang hadir di dunia ini termasuk Covid-19 adalah untuk menguji dan membuktikan bahwa Tuhan itu ada.

Tugas manusia adalah bagaimana menyikapinya dengan semangat Ketuhanan dan keimanan masing-masing.

Dari berbagai prespektif agama dalam menyikapi new normal, secara dzohir dapat kita rasakan bahwa pluralisme dan persatuan antar umat beragama telah menjadi kunci dari penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Secara konsep Nonindeferent. semua agama telah bertoleransi dalam bidang kemanusiaan, meskipun terdapat perbedaan dari sisi keyakinan teologis.

Kebebasan, keadilan, dan musyawaroh dapat dilaksanakan dan kita rasakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap pluralisme dalam menyikapi new normal memberikan makna inti yaitu melaksanakan kebiasaan baru, realitas baru dan tatanan baru sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan dan semangat keagamaan dengan keyakinan masing-masing. (****)

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: