“Cuman masalahnya kan ini kader sudah, anak ini kader, wakil ketua umum lagi (Ridwan Kamil). Jadi, menurut saya, kita di pemilu ini dipertontonkan dengan masalah etika,” tegas Siti Zuhro.
Meski begitu, ia menyinggung saat Ganjar ingin dipinang partai lain, mantan Gubernur Jawa Tengah itu tegas menolak dan menyatakan dirinya merupakan bagian dari PDI Perjuangan.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga menyerukan agar partai politik lain tidak membajak kadernya.
“Itu yang harus ditaati, kalau seandainya dia bisa bersatu bagus. Tapi, ya mestinya Golkar ikut,” tegas Zuhro.
Ia melihat apabila kedua sosok itu ingin maju bersama dalam Pilpres 2024, Golkar harus diajak dan didiskusikan secara baik bukan tiba-tiba berpindah haluan.
Siti Zuhro menuturkan kondisi tersebut merupakan etika politik. “Dalam pemilu ini etika politik jangan dinafikan, jangan dikesampingkan. Itu harus dikedepankan,” paparnya.
Tanpa etika politik, jelas dia, politik akan menghalalkan semua cara untuk mewujudkan tujuannya. Apabila sudah seperti itu, politik Indonesia tak beradab. “Kita tidak punya etika lagi, kita kehilangan kemuliaan budaya kita sebagai tentu bangsa Indonesia,” jelas Siti Zuhro. (tim)