Masih Bocah 15 Tahun, Nabila Sudah Tembus FK Unair

rizqi nabila ramadhani, mahasiswa termuda fakultas kedokteran universitas airlangga surabaya dari kabupaten ponorogo foto surya

EDITOR.ID, Ponorogo,- Dahsyatt! Rizqi Nabila Ramadhani pecahkan rekor. Jika anak lain masih bersekolah di tingkat sekolah menengah, namun gadis asal Ponorogo Jawa Timur ini sudah menjadi mahasiswa di usianya yang baru 15 tahun setara bocah lulusan SMP.

Dahsyatnya lagi, gadis yang biasa disapa Bila ini berhasil tercatat sebagai mahasiswa termuda Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya. Menariknya lagi ia berhasil menembus jurusan bergengsi, Fakultas Kedokteran.

Bila berhasil menembus FK Unair melalui jalur SNMPTN dan dinobatkan sebagai calon mahasiswa termuda dengan usia 15 tahun 8 bulan.

Bila mengaku bahagia dan terharu dengan diterimanya dia di jurusan yang sudah lama menjadi cita-citanya.

“Ini juga menjadi tanggung jawab saya untuk membawa nama baik sekolah. Jadi disana saya harus belajar lebih giat lagi supaya bisa membanggakan nama SMAN 1 Ponorogo,” tutur Bila saat ditemui di rumahnya di Jalan Urip Sumoharjo, Ponorogo, Kamis (25/3/2021).

Ia tidak merasa masa mudanya tersita dengan belajar karena menurutnya belajar tidak selalu membosankan. “Saya juga mengurangi bermain dan menghabiskan waktu yang kurang bermanfaat,” imbuhnya.

Sejak kecil, Bila bercita-cita ingin menjadi dokter dan mempunyai motivasi yang tinggi agar bisa sukses di usia muda. Untuk menggapai cita-citanya tersebut, putri pasangan Amin Syaifudin (45) dan Novita Rahmawati (43) ini sudah terlihat semangat belajar sejak sejak kecil.

Lulus SD Muhamadiyah Ponorogo, Rizqi Nabila Ramadhani diterima di dua sekolah, yakni di SMPN 1 Ponorogo, dan MTSN 2 Ponorogo. Rizqi Nabila Ramadhani kemudian memilih program akselerasi pun dilakukan saat duduk di MTSN 2 Ponorogo. Bila hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa lulus dari MTSN 2 Ponorogo.

“Kalau pas SD masih seperti anak-anak pada umumnya, suka main. Nah, dia (Rizqi Nabila Ramadhani) ini mulai terlihat rajin saat MTS,” cerita Novita Rahmawati sang ibu sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com.

Begitu pula di SMAN 1 Ponorogo, ia mengambil program Kelompok Belajar Cepat sehingga hanya dalam waktu dua tahun anak pertama dari dua bersaudara ini bisa lulus SMA.

“Dalam satu hari minimal saya belajar selama 8 jam. Les di dua Bimbel sama mendatangkan satu guru privat,” kata Bila.

rizqi nabila ramadhani, mahasiswa termuda fakultas kedokteran universitas airlangga surabaya asal kabupaten ponorogo foto surya
rizqi nabila ramadhani, mahasiswa termuda fakultas kedokteran universitas airlangga surabaya asal kabupaten ponorogo foto surya

Ia tidak merasa masa mudanya tersita dengan belajar karena menurutnya belajar tidak selalu membosankan. “Saya juga mengurangi bermain dan menghabiskan waktu yang kurang bermanfaat,” imbuhnya.

Namun Rizqi mengakui ada kalanya ia merasa jenuh atau capek karena seharian belajar. Untuk membangkitkan semangatnya ia sering kali mendengarkan musik sembari belajar.

“Biasanya sering ndengerin westlife. Karena bapak sering memutar lagu Westlife jadi ikutan suka,” jelas dara kelahiran 19 Juli 2005 ini.

Rizqi juga mengungkapkan, ia memilih jurusan Kedokteran Unair bukan tanpa alasan. “Setau saya kedokteran Unair itu terbaik dan itu cita-cita saya sedari kecil. Karena melihat dokter itu orang yang baik ramah suka nolong orang, jadi terpacunya disitu,” jelas Rizqi.

Gadis kelahiran 19 Juli 2005 ini sengaja membuat tulisan yang membuatnya selalu semangat belajar mencapai cita-citanya sebagai dokter.

‘dr. Rizqi Nabila Ramadhani’. Itulah tulisan selalu memotivasi gadis asal Ponorogo ini hingga akhirnya bisa diterima di FK Unair Surabaya.

Ia menceritakan, tulisan itu diruliskan saat duduk di bangku kelas X SMA. “Saya menulis apa yang saya inginkan dan pampang di meja belajar saya. Tiap down saya jadi ingat kalau saya ini punya impian dan tidak boleh menyerah di situ,” ujar Bila saat ditemui di rumahnya di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Tambakbayan, Ponorogo, Kamis (25/3/2021).

Belajar Minimal 8 Jam Sehari

Hari-harinya ia habiskan untuk belajar dan mengurangi waktu bermain. “Selain belajar di sekolah saya juga les di dua bimbel sama mendatangkan satu guru privat,” jelasnya.

Dalam sehari minimal Bila menghabiskan 8 jam untuk belajar. “Dalam satu hari minimal saya belajar selama 8 jam. Les di dua Bimbel (bimbingan belajar) sama mendatangkan satu guru privat,” kata Bila.

“Pelajaran favorit saya eksakta, fisika kimia matematika biologi,” terangnya.

Menurut Bila, tidak ada tips khusus yang ia lakukan untuk bisa diterima di FK Unair selain belajar. “Tipsnya bisa keterima di FK Unair ya harus sering belajar, pantang menyerah.

Tidak boleh putus asa, tidak bosan buka buku untuk sering mengerjakan latihan soal,” pungkasnya.

Sempat Kaget dengan Ritme Belajar Akselerasi

Menurut Ibu Rizqi, Novita Rahmawati (43), anaknya memang sangat tekun belajar. Bahkan tak jarang ia mengingatkan Rizqi untuk istirahat jika sudah dirasa terlalu lama belajar. “Saya batasi, jam 10 malam sudah harus selesai.

Tapi kadang-kadang saya cek ke kamarnya tengah malam kembali belajar lagi,” kata Novita, Kamis (25/3/2021).

Menurut Novita, sedari awal Rizqi memang sudah punya disiplin yang tinggi dalam hal apapun. “Kita tinggal menguatkan saja kalau kamu punya cita-cita ya dikejar dengan komitmen dan tanggung jawab penuh,” kata Novita.

Sebagai orang tua, dirinya hanya bisa mendukung dan mengarahkan mana yang terbaik bagi anaknya. “Saya juga penuhi kebutuhan dia vitamin misalnya minta lauk apa.

Karena belajar ini butuh ketahanan tubuh juga,” lanjut ibu dua anak ini.

Novita bercerita, Bila pernah masuk ke rumah sakit lantaran kecapekan hingga berujung typus. “Sempat opname tiga hari karena typus. Itu waktu awal masuk MTS,” jelas Novita.

Waktu itu, Bila belum terbiasa dengan ritme belajar program akselerasi yang diambildi MTSN 2 Ponorogo.

Ia harus belajar mengejar pelajaran yang dipadatkan sehingga bisa lulus SMP dalam waktu dua tahun.

“Saya tidak mau memaksa, tapi waktu saya tanya lagi ternyata anaknya merasa mampu, akhirnya kita memutuskan untuk memberi kesempatan lagi,” terang Novita.

Selama dua tahun duduk di bangku MTS, Bila konsisten berada di peringkat kedua program akselerasi.

“Saat itu sebenarnya dia keterima di SMP 1 Ponorogo, tapi malah ingin ambil program akselerasi ya kita dukung saja,” lanjut warga Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Tambakbayan ini.

Usai lulus dari MTSN 2 Ponorogo, Rizqi melanjutkan studinya di SMAN 1 Ponorogo.
Karena sudah terbiasa mengambil program akselerasi, akhirnya ia kembali mengambil program yang sama di SMAN 1 Ponorogo.

Novita bersyukur anaknya bisa meraih keinginannya untuk bisa masuk FK Unair. “Guru-guru SD-nya juga sampai WA (pesan via WhatsApp) saya. Ikut bahagia dan sampai mbrebes (nangis) katanya,” kata Novita.

“Guru-guru kan melihat dulu dia ini kecil sekali (tubuhnya), tapi menurut guru-gurunya semangatnya besar,” pungkasnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: