Koes ‘Berpacu Dalam Melody’ Hendratno Berpulang Dalam Kesendirian

koes hendratmo

EDITOR.ID, Jakarta,- Innalilahi wa Innalilahi Rojiun. Dunia hiburan kembali berduka. Penyanyi dan pemandu acara legendaris era 80-90an, Koes Hendratmo telah berpulang menghadap Sang Pencipta. Pemandu kuis ‘Berpacu Dalam Melody’ yang acaranya pernah sukses di era 90an meninggal di kamarnya saat sendirian. 100 hari setelah istrinya lebih dahulu meninggal dunia.

Menurut informasi dari pembawa acara Tantowi Yahya, jenazah Koes Hendratmo ditemukan di kamar oleh asisten rumah tangganya (ART). Dia mengatakan, rumah Koes Hendratmo saat itu terkunci saat ART mencoba masuk.

Karena tak ada jawaban dan tak juga membukakan pintu dari Koes Hendratmo, ART mencoba membuka paksa. Tak disangka, begitu masuk ke dalam rumah, ART menemukan jenazah pria kelahiran 9 Februari 1942 itu di kamarnya.

Ayah tiga anak itu memang tinggal sendiri semenjak istrinya, Aprilia Puspitawati meninggal dunia pada Mei 2021. Tantowi menyebut informasi itu dia ketahui dari adik ipar Koes Hendratmo

“Jadi, Mas Koes itu sejak istrinya, April, meninggal 100 hari yang lalu dia tinggal sendiri di rumahnya dan menurut info dari adiknya itu ada yang datang ke rumahnya itu asisten gitu,” ujar Tantowi saat dihubungi awak media, Selasa (7/9/2021).

Dia menduga, pelantun kelahiran Yogyakarta itu meninggal dunia pada Senin (6/9/2021) malam. Akan tetapi jenazah Koes Hendratmo ditemukan meninggal dunia oleh ART pagi tadi. “Eggak tahu (meninggal kapan) karena pagi digedor rumahnya jadi sepertinya diperkirakan malam ya (meninggal), katanya sih di kamar,” ucap Tantowi Yahya.

Sementara itu dari anaknya Bonita diperoleh keterangan bahwa ayahnya Koes Hendratmo sempat positif COVID-19 sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (7/9/2021). Sang ayah juga mengidap sejumlah komorbid atau penyakit bawaan.

Menurut Bonita, komorbid yang telah lama dialami Koes Hendratmo memperparah kondisi COVID-19. Disebutkan olehnya, Koes Hendratmo mengalami peningkatan cairan di sekitar paru-paru dan ulu hati.

“Singkat ceritanya adalah sebelum ayah kena Covid ayah itu ada jantung dan asma. Sehingga ketika waktu beliau kena Covid, komorbit asmanya yang paling parah,” ujar Bonita saat ditemui di saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Selasa (7/9/2021)

“Paru-paru sebelah kiri bawah dekat ulu hati itu ada cairannya. Saya sendiri sampai sekarang belum mengerti itu dari mana dan gimana, dan apakah sudah bisa dikeluarkan,” sambungnya lagi.

Bonita menyatakan bahwa kondisi ayahnya sudah kian membaik. Namun, tampaknya hati Koes Hendratmo masih begitu terpukul sepeninggal istrinya tercinta, Aprilia Puspitawati, pada April 2021.

“Walaupun kondisinya sudah semakin membaik secara mental beliau sudah terlihat lebih fit, tapi ternyata mungkin juga karena waktu saat lebaran istrinya meninggal. Saya rasa itu juga sangat memukul hatinya dia,” ungkap Bonita.

“Saya pikir dia semakin membaik, mungkin saya salah. Tapi kamu sudah berencana, baru kemarin saya merencanakan dengan ayah akan datang ke rumah beliau setiap bulan, sebulan sekali untuk menjaga. Karena saya di Salatiga dan ayah di Jakarta,” tutup Bonita.

Semasa hidupnya, Koes Hendratmo terkenal sebagai pemandu acara kuis bernama Berpacu dalam Melodi. Ia juga pernah melahirkan sejumlah album berjudul Lambaian Bunga (1959), Sansaro (1968), Wanita Wanita (1970), Pop Batak Legendaris (2000), dan My Love for You (2011). (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: