Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan Imam Hidayat Sesalkan Penggunaan Kekerasan dan Gas Air Mata

Selain itu Imam Hidayat yang juga Sekjen Peradi ini menyoroti aksi kekerasan oknum keamanan dengan menendang penonton. Kejadian ini terekam dalam video dan viral. Padahal penonton tidak bersalah dan tidak anarkhis.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa tim advokasi Tatak lahir sebagai sebagai bentuk empati atas adanya tragedi Kanjuruhan, yang mana dalam peristiwa itu dilaporkan banyak yang mengalami luka-luka hingga meninggal dunia.

Penggunaan Gas Air Mata

Sementara itu anggota tim Advokasi TATAK, Haris Azhar ikut menyoroti penggunaan gas air mata untuk mengurai massa dalam pengamanan di Stadion Kanjuruhan Malang, Senin (1/10/2022) malam. Penggunaan gas air mata oleh oknum petugas keamanan, dinilai Haris, mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Haris Azhar yang juga Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) menyebut tindakan aparat keamanan yang berlebihan ini patut dikategorikan sebagai pelanggaran HAM.

“Jelas ada peristiwa kekerasan, ini yang sudah tampak kasat mata, dan ini patut dikatakan pelanggaran HAM,” ucapnya dalam press conference di Malang, pada Rabu (05/10/2022).

Terkait perdebatan jadwal pertandingan antara sore atau malam sebagai penyebab, Haris Azhar menegaskan, tidak ada korelasinya, selama petugas melakukan pengamanan dengan membawa gas air mata. Justru disinilah sumber masalahnya.

“Selama yang pihak keamanan membawa gas air mata, mau main subuh juga sama,” tegas Haris.

“Seolah-olah kita dibawa ke dalam isu soal main malam sore. Ternyata tidak ada pendukung dari Persebaya Surabaya. Toh, sore harusnya biar tidak rusuh. Alasan main jam malam atau sore tidak ada hubungannya,” tambahnya.

Menurutnya hal itu hanya menunjukkan bahwa tata kelola pertandingan sangat buruk, khususnya soal penentuan jadwal bermain. Ia menambahkan bahwa yang harus dilihat adalah adanya penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan kesalahan yang dilakukan oleh petugas keamanan.

“Penggunaan alatnya yang salah. Penempatan pasukan juga salah. Metodologi halauan salah. Ada rentetan kesalahan dari pihak kemanan dalam stadion,” ucapnya.

Haris juga mengatakan bahwa paska pertandingan itu, jelas terjadi kekerasan. Dan menurutnya, itu sudah sangat terlihat.

Pada kesempatan tersebut, Aktivis HAM itu juga turut menyampaikan belasungkawa-nya atas kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia itu.

“Turut belasungkawa, saya juga malu melihat situasi ini. Tetapi saya cukup apresiasi karana ada gegap gempita publik yang lebih sadar, meskipun marah dan sedih. Bayak lawyer, medis, saling membantu satu sama lain,” ucapnya.

Sebagai diketahui, Tatak merupakan tim advokasi dan investigasi yang dibentuk oleh para Advokat atas dasar empati setelah terjadi tragedi Kanjuruhan pada tanggal 1 Oktober 2022 kemarin. Yang mana dalam kejadian itu, hingga saat ini dilaporkan sebanyak 131 orang telah meninggal dunia. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: