Gerakan Masyarakat Sipil Sangat Menentukan Program Deradikalisasi

img 20210929 wa0045

EDITOR.ID,Semarang – Keberadaan gerakan masyarakat sipil ataupun organisasi masyarakat, menurut Ketua Hipakat Jateng Kurniawan Budi Santosa, SH, Spn, MH, sangat menentukan program deradikalisasi, karena keberadaanya langsung menyasar pada target deradikalisasi.

“Tindakan kekerasan atau radikalisme merupakan paham yang menghendaki adanya perubahan atau pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai keakarnya dengan gunakan cara-caranya kekerasaan,” ungkapnya saat membuka seminar Menyikapi Paham Radikalisme di Indonesia Jateng di hotel Grasia Semarang, Selasa (28/9/2021).

Menurutnya, paham radikalisme bukan merupakan hal yang baru di Indonesia, yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal yang mengatasnamakan agama, status sosial, dan juga politik.

“Tapi seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindak terorisme. Berbagai tindakan teror tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah perubahan,” ujarnya.

Kurniawan menilai, generasi muda seringkali menjadi sasaran empuk bagi gerakan radikalisme yang terkadang berujung pada tindak terorisme. Untuk itu, pihaknya mengundang mahasiswa, pelajar, tokoh agama, ormas dan juga masyarakat umum lainnya, agar mereka paham apa itu paham radikalisme dan juga siapa itu kelompok terorisme.

Selain itu, upaya lain juga dilakukan secara mandiri kepada anggota Hipakad Jateng, untuk mencegah radikalisasi dengan cara menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring yang kami lakukan memalui ormas DPD HIPAKAD Jateng.

“DPD Hipakad Jateng sebagai upaya bentuk dukungan terhadap pemerintah Jateng khususnya dan Negara Republik Indonesia umumnya untuk ikut melakukan kontra terhadap radikalisasi dan deradikalisasi,” katanya.

Namun demikian, lanjutnya, sasaran dari strategi kontra radikalisasi adalah masyarakat umum, pelajar, dan tokoh masyarakat, dengan bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila, Ke Bhiniekaan dan nilai kedamaian.

“Jadi sasaran strategi deradikalisasi yaitu kelompok radikal dan simpatisan, bertujuan menghentikan kekerasan dan teror,” ujarnya.

Radikal Dilakukan kelompok Agama Tertentu

Ketua LBH Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Achmad Robani Albar, SH.MH menilai, ada anggapan di masyarakat awam bahwa radikalisme dilakukan oleh kelompok agama tertentu saja dan anggapan tersebut tidak salah, karena kenyataannya demikian. Untuk itu, perlu adanya antisipasi terhadap kemungkinan adanya perekrutan menjadi anggota jaringan atau kelompok, yang disebut sebagai kelompok teroris yang memiliki paham radikal yang selalu melancarkan serangan dan merusak nilai-nilai agama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: