Embung Rawabacin Jebol, Rendam Ratusan Rumah dan Ribuan Hektare Sawah

Img 20210105 Wa0080

EDITOR.ID, Indramayu,- Tanggul embung Rawabacin di Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, Senin (4/1) sekira pukul 23.00 jebol sepanjang 60 meter. Akibatnya ratusan rumah warga dan ribuan hektare (ha) sawah di lima desa pada dua kecamatan terendam. Termasuk menggenangi lahan tanaman tebu milik PG Jatitujuh PT PG Rajawali.

Curah hujan tinggi, menyebabkan rawa seluas 80 ha tak bisa menampung air yang berlebih. Karenanya rawa yang merupakan embung untuk cadangan air di musim kemarau itu meluap lalu jebol.

BPBD setempat mencatat, ada lima desa di dua kecamatan yang terdampak langsung dari peristiwa jebolnya tanggul Rawabacin. Ke lima desa itu adalah Desa Karangkerta,Mekarsari dan Lajer Kecamatan Tukdana, serta Desa Mulyasari dan Malangsari Kecamatan Bangodua.Sampai sekarang, BPBD masih melakukan assessment tap wilayah yang terdampak.

Dilaporkan, tanggul yang jebol karena tergerus aliran deras air dari Rawabacin menimbulkan limpasan air meluap memasuki saluran-saluran irigasi hingga menimbulkan aliran berarus deras. Limpasan air juga memasuki kawasan permukiman. Ratusan rumah di sejumlah desa terendam. Ketinggian genangan mencapai lebih dari setengah meter.

Sampai selasa siang 5 Januari 2021, BPBD masih terus mendata jumlah rumah yang terendam. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Indramayu, A Fata menjelaskan, BPBD bersama pihak kecamatan, Polsek dan koramil,sudah berkoordinasi dengan PG Jatitujuh untuk segera menormalisasi tanggul yang jebol. Tanggul darurat akan dibuat sementara dengan memperkuat tanggul sepanjang 60 meter itu menggunakan pancang cerucuk bambu. “Nanti ditutup terpal plastik lalu diurug material tanah. Rencana menggunakan excavator,” ujar Fata.

Plt.Camat Tukdana, H Sutedi menjelaskan, data sementara menyebutkan luas tanaman padi yang terendam banjir akibat jebolnya tanggul Rawabacin di Kecamatan Tukdana seluas 275 ha. Namun ia belum bisa menyebutkan jumlah rumah warga yang saat ini sudah terendam. “Kami fokus pembuatan tanggul darurat dulu agar limpasan air tidak membesar,” tandas Sutedi. (Hendra Sumiarsa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: