Dua Anggota Brimob Ditangkap Densus 88, Diduga Jadi Pemasok Senpi dan Amunisi Jaringan Teroris

Keterkaitan dua oknum Brimob Polda Lampung dengan jaringan teroris setelah Densus 88 menemukan indikasi keduanya telah bergabung dengan “Polisi Cinta Sunnah” lebih dari satu tahun.

Terrorist with AK-47. Selected focus on eyes

“Jadi di internal polisi itu ada benalu atau parasit namanya Polisi Cinta Sunnah. Bahkan, kasus polisi mundur dari institusi banyak karena bergabung dan berguru dengan orang yang salah ini,” sambungnya.

Jumlah Pengikut Polisi Cinta Sunnah Konon Mencapai 17 Ribu Orang

Ken menduga kalau dua oknum polisi yang ditangkap Densus 88 tersebut sudah bergabung dalam kelompok Polisi Cinta Sunnah.

“Mereka ini sudah lama tergabung dalam Polisi Cinta Sunnah. Bahkan, Kompol S ini sudah gabung sejak menjabat Kapolsek,” terangnya.

Menurut Ken, saat ini muncul fenomena unik di internal kepolisian dengan istilah Polisi Cinta Sunnah yang juga merupakan salah satu cara infiltrasi paham Salafi Wahabi ke tubuh kepolisian.

Bahkan, dia katakan, jumlah pengikut akun Instagram Polisi Cinta Sunnah yang sekarang berganti nama menjadi “Pembelajar Cinta Sunnah” mencapai sekitar 175.000 orang. Selain itu, dia menduga kalau dua oknum Brimob Polda Lampung yang ditangkap Densus 88 tersebut sudah bergabung dalam kelompok atau komunitas Polisi Cinta Sunnah.

“Banyak polisi yang terpapar radikalisme karena belajar dengan guru yang salah karena salah mengundang penceramah dan mengikuti tokoh-tokoh Salafi Wahabi. Banyak polisi yang tiba-tiba menyalahkan dan membid’ahkan masyarakat yang berbeda paham, anti perbankan karena dianggap riba,” katanya.

“Bahkan, sampai mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dan akhirnya pada mengundurkan diri karena menjadi polisi dianggap bertentangan dengan hati nurani,” sambung Ken.

Dia juga katakan bahwa BNPT juga sudah merilis semua terorisme yang ada di Lembaga Pemasyarakatan itu, dengan pahamnya berlatar belakang Salafi Wahabi.

“Tidak mungkin ini bukan sekedar motif ekonomi. Abdi negara menggadaikan jabatannya. Ini sudah membahayakan internal. Pimpinan Polri harus melakukan evaluasi dan memperbaiki mental dan ideologi serta pengembangan wawasan tentang bahaya radikalisme terhadap anggotanya,” ucap Ken.

Ken khawatir jika fenomena Polisi Cinta Sunnah atau polisi yang bergabung dengan kelompok Salafi Wahabi dianggap hal biasa dan tidak dianggap sebagai ancaman, maka tidak mustahil kasus seperti di Lampung akan terjadi lagi di wilayah Polda lain.

Lanjut Ken Setiawan menjelaskan, bahwa Polisi Cinta Sunnah ini konsep kembali ke tauhid, Al-Quran dan sunnah. Kemudian, dia katakan, mereka sudah lama dan baru ramai sekarang ini.

“Foto-foto polisi bercelana cinkrang dan berjenggot yang awalnya menghiasi beranda Instagram kini sudah banyak dihapus dan diganti dengan konten hadis dan ayat-ayat kitab suci,” kata Ken.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: