Warga Baru Datang dari Luar Negeri Jadi Biang Kerok Lonjakan Kasus Omicron di Indonesia

bandara internasional soekarno hatta (soetta), salah satu pintu masuk negara menyiapkan laboratorium tes berstandar bio safety level 2 yang mampu melakukan tes pcr bagi 700 1.000 penumpang

EDITOR.ID, Jakarta,- Pelaku perjalanan luar negeri menjadi penyebab menyebarnya penularan virus Omicron di tanah air. Mayoritas tambahan kasus Omicron berasal dari orang-orang yang baru datang dari bepergian ke luar negeri. Padahal pemerintah sebelumnya telah mengimbau kepada mereka untuk bepergian ke luar negeri.

Sehingga kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron kembali bertambah 57 orang, sehingga total konfirmasi Omicron hingga Minggu kemarin sebanyak 529 orang.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan penambahan 57 orang itu terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri.

Menurutnya,kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Nadia Tarmidzi mengungkapkan secara keseluruhan dari awal kasus Omicron pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.

Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19.

Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. 97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya, sebanyak 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.

Nadia mengatakan Kemenkes merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan, contoh penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.

?Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit,? ujar Nadia Tarmidzi dalam keterangan tertulisnya Minggu (9/1/2022).

Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan konsentrator oksigen atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: