Virus Radikalisme Dalam Birokrasi

“Kalau semakin nggak toleran, lama-lama eksklusif, intoleran dan paling ujung jadi radikal,” tambahnya.

Dalam sebuah diskusi kumpul bareng dengan para tokoh-tokoh Indonesia, Sri Mulyani juga menjadi salah satu pembicara kunci. Dia diminta menceritakan peran rasa kebangsaan dalam tubuh Kemenkeu.

Mereka berkumpul dalam acara Temu Kebangsaan: Merawat Semangat Hidup Berbangsa. Menpolhukam Mahfud MD dan Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan Alissa Wahid pun ikut hadir dalam acara ini.

Isu kebangsaan akan menjadi topik diskusi para tokoh-tokoh ini.

Menkeu Sri Mulyani Menjadi Pembicara Kunci dalam Dialog Temu Kebangsaan yang Digelar Gerakan Suluh Indonesia (ist)

Dalam kisahnya dia menyebut radikalisme sudah mulai menjangkiti Kemenkeu. Sri Mulyani bercerita bahwa para bawahannya mulai dihinggapi banyak gerakan-gerakan religius yang eksklusif. Pegawai Kemenkeu pun mulai terkotak-kotakan.

“Menjelang pemilu kemarin itu saya observasi di Kemenkeu ada di bawah ketegangan. Bawahan saya jadi visible keagamannya, mulai dari appearance menunjukkan identitas. Bahkan untuk beberapa dia mengkotak-kotak ekslusif, dan ada ketegangan,” cerita Sri Mulyani, di Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis silam.

Bahkan, dia sempat bercerita sering mendapatkan pesan yang menyebutkan bahwa Kemenkeu mulai dimasuki gerakan radikal keagamaan.

“Semenjak saya jadi Menkeu, sering dapat WA, bu tempat ibu ada yang radikal. Orang ngomong gini ada maksudnya kan, apakah fitnah maka harus di-clear-kan. Atau ada asap ada apinya, maka saya cari ada nggak apinya di sini,” ucap Sri Mulyani.

Dia menyatakan percakapan antara dia dan bawahannya menjadi kunci untuk memastikan Kemenkeu tetap berbangsa dan terhindar dari gerakan radikalisme. Percakapan itu dilakukannya lewat sebuah forum rapat pimpinan Kemenkeu. Rapat itu dihadiri eselon I dan II Kemenkeu.

Apa saja yang dibicarakan Sri Mulyani dengan pegawainya?

Dalam rapat pimpinan itu dia berdialog dengan bawahannya mengenai nilai kebangsaan. Dia meminta semua bawahannya bisa netral dalam segala hal, mulai dari sikap politik sampai ke penampilan.

Dalam forum itu pun menurutnya bawahannya banyak bicara dan terbuka perihal apa yang dirasakan mereka. Termasuk yang disebut Sri Mulyani terkena gerakan eksklusif keagaamaan.

“Saya datangi mereka, saya tanya kenapa kamu begini, sampai di Instagram juga memposting hal yang kurang bagus. Ini hak kamu, saya nggak masalah, tapi kamu pejabat bawa nama instansi nggak fit, nggak pas kalau kayak gini. Kita harus netral,” kisah Sri Mulyani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: