Ruaarrr Biasa! Wanita Asal Surabaya Dirikan Pasar Indonesia di Swiss, Bikin UMKM Mendunia

chatarina, pemilik dan pendiri pasar indonesia di swiss. foto dari indozone (rosi meilani idz creators)

EDITOR.ID, Jakarta,- Catharina Oehler bisa menjadi inspirasi dan bisa dijadikan panutan dalam berjuang menjadi wirausahawan sukses. Padahal ia hanya seorang pengusaha UMKM. Siapa yang menyangka jika wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini mengembangkan sayapnya di benua Eropa, tepatnya di negara Swiss.

Wanita ulet yang menikah dengan pria Swiss ini merintis usaha dari nol dengan mendirikan toko Indonesia di negeri Eropa yang dikenang banyak gunung saljunya itu. Chatarina bangga menjadi wanita satu-satunya asal Indonesia yang berhasil mendirikan dan memiliki toko sembako di Swiss negeri nan jauh dari Indonesia.

Sebagaimana dilansir dari Indozone.com Catharina diboyong oleh suaminya ke Swiss pada 1998. Sesampainya di Swiss, Catharina sebenarnya ingin bekerja seperti saat di Indonesia, tetapi ia terkendala bahasa. Untuk diketahui di Swiss bahasa lokalnya adalah Bahasa Jerman.? Namun semua akhirnya bisa diatasi.

Jeli Menangkap Peluang, Produk Indonesia Tak Ada di Swiss

Catharina kemudian melihat peluang bisnis yang sangat besar di Swiss. Di negara yang terkenal dengan lanskap pegunungan bersaljunya itu ternyata susah mencari produk-produk Indonesia.

Dari situlah, ia dan suaminya memulai mendirikan sebuah toko yang diberi nama Pasar Indonesia. Produk-produk yang dijual didatangkan langsung dari Tanah Air.

?Pertama datang ke sini, saya enggak menemukan produk Indonesia. Saya melihat potensi ini, saya lempar ide ke suami untuk mengimpor produk Indonesia untuk dipasarkan di Swiss, ia mendukungnya. Lalu kami urus-urus surat izin usaha, nama toko, buat logo, dan persiapan administrasi lainnya,? ujar Chatarina sebagaimana dilansir dari situs Indozone.com yang ditulis oleh Tim IDZ Creators.

chatarina, bersama pelanggan tokonya. foto mengutip dari sumber rosi meilaniidz creators
chatarina, bersama pelanggan tokonya. foto mengutip dari sumber rosi meilaniidz creators

Toko Indonesia Berdiri Jual Saos, Bumbu Mie Instan Asal Indonesia

Berkat kegigihan dan kerja kerasnya serta didukung oleh suami, akhirnya pada awal 1999 berdirilah toko Pasar Indonesia berdiri. Nama Pasar Indonesia sengaja dipilih karena begitu lekat di telinga orang Indonesia.

Produk yang pertama kali diimpor dari Indonesia terdiri dari bumbu-bumbu, mie instan, kerupuk, saos, kecap dan beberapa produk lain. Namun memang enggak banyak, karena ingin melihat respon pasar dulu.

Awalnya target pasarnya orang lokal dan orang Indonesia yang tinggal di Swiss. Usahanya terus berkembang hingga kini, bahkan sekarang untuk mendatangkan produk dari Indonesia, Catharina menggunakan kontainer.

Bisnis di negara asing ternyata enggak mudah. Terlebih pada awal berdagang, akses internet sangat susah. Media sosial dan teknologi informasi belum seperti sekarang ini.

Catharina enggak putus asa, ia menggunakan pamflet yang disebarkan melalui pos untuk mempromosikan produknya dan ternyata efektif untuk mendatangkan pelanggan. Ketika kebutuhan pasar makin meluas, Catherina pindah lokasi ke area Industri.

Produk yang dijualnya pun makin banyak dan beragam. Ada sekitar seribu item, selain bumbu-bumbu Indonesia ada juga produk segar dan frozen.

Pembeli Meluas ke Resto dan Hotel Yang Jual Makanan Indonesia

Jerih payah Chatarina berbuah manis, kini pembelinya makin melebar enggak hanya perorangan tetapi juga menyuplai ke toko-toko Asia, hotel, kafe, bar, restoran Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Bahkan kalau ada acara orang Indonesia di Swiss, Pasar Indonesia ikut menyuplai barang-barang kebutuhannya.

Diawal usahanya cara penjualan Pasar Indonesia kebanyakan melalui pemesanan telepon dan pengirimannya melalui pos. Ketika Pasar Indonesia pindah lokasi ke Gewerbepark Bata 4, 4313 Mohlin, Swiss, pelanggannya lebih suka datang ke toko. Pelanggannya bisa leluasa memilih belanjaan sambil ketemu dengan orang-orang Indonesia lainnya.

?Pembeli yang datang ke toko selain orang lokal juga orang luar kota, seperti dari Jenewa sampai menempuh 3 jam perjalanan. Ada juga pelanggan bule dari Jerman dan Prancis, senang belanja di sini serasa belanja di Indonesia,? kata Chatarina.

Pas Pandemi Konsumen Justru Membludak Kewalahan Melayani

Ketika pandemi Covid-19 melanda, Pasar Indonesia 100% melayani pembelian secara online sesuai aturan pemerintah. Di luar dugaan dalam kondisi tersebut pembelinya malah membludak.

Catharina bisa kerja di toko dari pukul 08.00 pagi hingga 21.00 waktu setempat. Sekarang kondisi pandemi sedikit melonggar, pembeli bisa kembali merapat ke toko yang berkonsep supermarket tersebut.

Jual Saung Bambu asal Indonesia Senilai Rp15 Juta

Enggak hanya makanan saja, Chatarina juga sampai menerima pesanan saung bambu. Harganya juga lumayan sekitar Rp15 juta. Catharina berhasil menjual beberapa unit saung bambu yang didatangkan langsung dari Bali. Biasanya saung bambu digunakan oleh bule untuk memamerkan jualan misal makanan dan ada juga yang dijadikan hiasan rumah.

Selain saung bambu, produk non food lainnya yang enggak kalah unik didatangkan dari indonesia ialah cobek batu, nampan bambu, sapu lidi, hingga gerabah kayu. Barang-barang perabot dapur, alat rumah tangga, pernak-pernik, dan baju batik merupakan produk UMKM dari berbagai kota seperti dari Bali, Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta. (tim)

pelanggan pasar indonesia di swiss. (rosi meilani idz creators)
pelanggan pasar indonesia di swiss. (rosi meilani idz creators)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: