Reformasi Birokrasi Antisipasi Masalah Strategis Rakyat

Bahkan disampaikan, pertama kali dalam sejarah, lebih dari 50 % penduduk dunia (3,3 milyar) pindah ke wilayah perkotaan. Pada 2030 diperkirakan jumlah penduduk diperkotaan ini akan meningkat menjadi sekitar 5 milyar orang. Sedangkan fenomena semacam itu, 90 % terjadi di “developing contries” ( negera-negara sedang berkembang ). Tentu didalamnya termasuk Indonesia.

Pertumbuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya ( unprecedented ) akan melahirkan beberapa “tekanan” berupa permintaan/tuntutan kepada pemerintah daerah yang substansinya adalah tekanan agar aparat birokrasi lebih adaptif, kritis, kreatif dan prospektif. Tuntutan itu bisa berupa investasi infrastruktur dan aset-aset lainnya guna mendukung pembangunan ekonomi dan sosial. Beberapa investasi membutuhkan modal yang kerap kali melampaui sumber daya dan sumber dana yang tersedia.

Tidak tersedianya modal yang cukup, perlu digantikan oleh adanya kemampuan berupa keputusan dan pengelolaan yang berkualitas dari pemerintah daerah, adalah pihak manajemen pemerintah kota, untuk menghitung/ menafsir dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan lainnya agar “feasible” dan “applycable”. Bersamaan dengan itu juga dibutuhkan kreativitas, intelektualitas dan komunikasi birokrasi pemerintah daerah untuk menggali investasi yang menguntungkan tidak hanya bagi Investor, tapi yg utama bagi kepentingan Rakyat. Investor yang dimaksud baik dari dalam negeri maupun lembaga-lembaga dana dan donor internasional. Tentu target awalnya adalah menggali potensi investasi tersebut dari dalam negeri khususnya dari wilayah terdekatnya.

Perspektif strategis lainnya yg harus dimiliki Birokrasi pengelola sebuah kota adalah ketajaman dalam menginventarisir potensi kemampuan kotanya dan kebutuhan substansial yakni bergeraknya roda ekonomi dan sosial masyarakatnya. Mungkin saja kota tersebut memiliki potensi kreativitas masyarakatnnya dibidang industri lokal seperti pakaian; mebel; pendidikan; seni; kuliner, dan lainnya.

Bisa juga birokrasi pemerintah kota menginventarisir dan melakukan studi tentang potensi alam khas kota tersebut, serta kajian “segment market” yang bisa dijadikan sumber daya ekonomi dan sosial. Misalnya pariwisata, perhotelan, transportasi khas, olah raga, dan yang lain.

Yang tidak kalah pentingnya, adalah bagaimana Pemerintah kota mendukung dan memelihara Pelayanan bagi masyarakat sesederhana mungkin, secepat mungkin, dan semurah serta sebagus mungkin. Dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup.

Perencanaan diatas, termasuk gagasan investasi dana untuk mendukung perencanaan pembangunan disegala bidang sampai aspek pemasarannya, bisa dikerjasamakan dengan pihak-pihak profesional dalam negeri yang sudah memiliki kemampuan dan pengalaman dibidang masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: