Pintu “Keramat” 13 Stadion, Saksi Bisu Tragedi Kanjuruhan

Desakan penonton yang ingin segera keluar stadion karena matanya perih dan dadanya sesak jadi pemicu penumpukan penonton di pintu keluar.

Malang, EDITOR.ID,- Pintu 13 menjadi pintu “keramat”. Karena ia menjadi saksi bisu momen menyeramkan ketika puluhan penonton sebagian besar anak-anak terjebak. Dalam kondisi mata perih dan sesak nafas mereka berusaha keluar dari stadion melalui Pintu gerbang 13 yang dibuka hanya satu.

Akibatnya, tragedi Stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC versus Persebaya menebar cerita menyeramkan. Penonton histeris, ada anak-anak orang dewasa berdesakan, berebutan mencari pintu keluar. Sebagian ada yang terinjak-injak tak sadarkan diri.

Pintu Gerbang 13 menjadi pintu paling keramat karena disebut jadi saksi bisu tewasnya ratusan penonton. Berbagai prediksi menyebut lebih dari 50 orang harus meregang nyawa akibat berdesakan di pintu “Keramat” 13 ini dari jumlah korban tewas 131 penonton pertandingan.

Saking banyaknya penonton yang berebut bisa keluar, pintu 13 sampai digambarkan seperti kuburan massal. Sejumlah saksi mata mengatakan penonton panik dan berusaha mencari udara bersih atau oksigen usai tembakan gas air mata.

Desakan penonton yang ingin segera keluar stadion karena matanya perih dan dadanya sesak jadi pemicu penumpukan penonton di pintu keluar.

Ratusan supporter Aremania Malang menggelar acara untuk mendoakan sahabat mereka yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan. Mereka menggelar di depan pintu 13 untuk mengingatkan bahwa di tempat tersebut sempat menjadi “kuburan massal” korban tewas dari supporter Arema.

Pintu 13 Penyok Apakah Ada Desakan Penonton?

Sebagaimana dilansir dari detikcom, kondisi pintu 13 terlihat penyok. Pintu setinggi lebih 3 meter itu penyok keluar, seperti setelah didorong dari dalam stadion. Pintu warna biru tampak ada coretan warna merah bertulisan ‘RIP’. Diduga, di pintu ini, korban banyak yang meninggal karena terjebak gas air mata.

Di gagang pintu itu, tampak tergantung syal Aremania dan bunga-bunga di lantai. Selain itu, tampak kertas putih bertulisan ‘Stop Brutality Police’ yang ditempel bergambar seorang pria menggendong anak-anak yang terjebak saat ada gas air mata disemprotkan di tribun.

Sementara tembok ventilasi di samping pintu tribun tampak berlubang. Entah sudah berlubang sebelum tragedi tersebut atau dijebol penonton yang terjebak di dalam dan berusaha keluar. Tampak pula 2 T-shirt di tembok berlubang tersebut. Di bawahnya tampak coretan tulisan ‘Selamat Jalan Saudaraku, 1-10-2022’.

“Waktu datang sebelum kejadian kemarin, pintu ini baik-baik saja, tidak penyok. Kalau rusak karena kejadian kemarin dipastikan iya, tembok itu lubang ya karena kejadian kemarin,” tegas Nursalim saat ditemui di lokasi Stadion Kanjuruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: