Pemuda Peduli Demokrasi Soroti Pembangunan Infrastruktur

EDITOR.ID – Surabaya, Pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia mengkritik pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dalam webinar yang diadakan oleh Gerakan Pemuda Peduli Demokrasi (GPPD) bertema “Meninjau Aspek Lingkungan Hidup pada Pembangunan Infrastruktur di Indonesia”.

Mahendra Jayadi yang juga Ketua Umum Hipma Kutai Timur Pusat memaparkan bahwa pembangunan di Kalimantan saat ini manfaatnya masih hanya sebatas pada para pemilik modal dan elit pengambil kebijakan saja. Masyarakat lokal Kalimantan justru banyak terkena dampak negatif dari adanya alih fungsi lahan.

gppd soroti aspek lingkungan hidup dalam pembangunan infrastruktur 2
gppd soroti aspek lingkungan hidup dalam pembangunan infrastruktur 2

Mahendra menambahkan bahwa serangkaian bencana alam penyebab terbesarnya adalah abainya pemerintah terhadap aspek ekologi lingkungan. Maraknya perizinan tambang di Kalimantan membuktikan bahwa pemerintah tidak serius dalam persoalan lingkungan.

“Banjir di Kalimantan Selatan tidak hanya persoalan curah hujan tapi merupakan curah perizinan tambang. Banyak tambang juga tidak punya perizinan beroperasi”, ujarnya.

Fiki Yasin Bahta yang merupakan Ketua Komunitas Milenial Indonesia Timur mengharapkan agar pembangunan di Indonesia Timur harus ramah terhadap kearifan lokal dan hak-hak masyarakat setempat. “Artinya bahwa sudah seharusnya untuk adanya sebuah aturan yang sekiranya dapat melindungi hak-hak masyarakat”, ujarnya.

“Eksistensi dari hukum adat itu sendiri sudah hampir tidak di akui oleh negara Indonesia hari ini karena tergerus kebijakan pemerintah. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia Timur tidak nyaman, sehingga banyak muncul perlawanan-perlawanan”, tambah Fiki.

Pendiri Literate Milennial Movement Banyuwangi Fikri Fitrananda memaparkan analisisnya perihal pembangunan dengan perspektif ekoliterasi. Menurutnya, selama ini pembangunan merujuk pada teks-teks yang jauh dari prinsip ekologi. “Pemerintah dengan teknokratisme nya sering membuat slogan cinta alam, bahkan melalui undang-undang.”, ujarnya.

“Mereka tidak memegang itu. Justru masyarakat setempat yang benar-benar mengerti melalui hati dan fikirannya bagaimana menginisiasi tindakan yang benar-benar mencintai alam”, tambah Fikri. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: