Miris, Belasan Anak Dibawah Umur Didoktrin Jihad Mati di Aksi 22 Mei

KPAI Desak Polisi Buru Dalang Jihad dan Mobilisasi Anak-Anak

EDITOR.ID, Jakarta,- Sungguh memprihatinkan. Belasan anak-anak di Sukabumi, Jawa Barat dimobilisasi. Otak mereka dicuci dengan doktrin Jihad mati untuk ikut aksi unjuk rasa 22 Mei di depan Gedung Bawaslu, KPU di Jakarta.

Bahkan foto anak-anak belasan tahun yang masih hijau dan tak paham dunia politik itu sempat viral di media sosial.

Dalam foto yang beredar itu, terlihat ada seorang anak mengenakan pakaian serba putih. Foto anak disertai kalimat yang menyatakan rela gugur pada 22 Mei 2019.

Berikut kalimat yang menyertai di dalam foto tersebut:

Tanggal 22 Mei 2019
AKU MENCIUM BAU SYURGA DI Tanggal tersebut, Jika Aku jadi Salah Satu Yg Gugur Dlm Perjuangan di Tanggal 22 Mei 2019 Esok DEMI ALLAH aku rela.

MAYATKU Akan TERSENYUM karna MATIKU Di Jalan ALLAH Dlm Memperjuangkan KEBENARAN

Aku hanyalah rakyat biasa yg akan berangkat membawa selembar baju gamis & sorban putih, sorban lutih berartikan JASAD yg Kembali

Sontak foto anak-anak ini menggegerkan dunia maya. Mayoritas netizen menasehati anak-anak tersebut untuk memaknai ajaran agama secara luas, bukan paham yang sempit. Apalagi ini di bulan Suci Ramadhan.

Ada juga netizen yang mengaku prihatin, siapa yang mengajari anak-anak tersebut berperilaku menyimpang dan berpaham radikal. Netizen yakin pasti ada yang mendoktrin mereka untuk berbuat hal yang tak masuk akal tersebut.

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

Tak hanya puluhan netizen yang miris dan prihatin melihat anak-anak berumur belasan tahun ini sudah dicuci otaknya dengan ajaran yang salah.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun turun tangan dan menyoroti heboh foto anak-anak diajak jihad mati.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyebut ada sekitar 14 remaja di Sukabumi yang membawa surat pernyataan mewakafkan diri pada aksi 22 Mei.

“Adanya 14 remaja Sukabumi yang membawa surat wasiat untuk diwakafkan dalam aksi 22 Mei 2019. Kami meminta polisi mengungkap secara cepat dan cermat. Siapa dalang di balik mobilisasi anak tersebut. Ini tak boleh terjadi. Negara tak boleh kalah dengan pelaku eksploitasi anak,” kata Susanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/5/2019).

KPAI pun mengundang Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait hal itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: