Memahami “Orang Buangan’’ Di Masa Pandemi

Oleh : Krisna Deni Muhammad Hamzah

Penulis Mahasiswa Semester 3 Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Sudah hampir satu tahun seluruh penjuru dunia menghadapi wabah virus yang mematikan dan telah memakan banyak korban jiwa. Wabah tersebut ialah Corona Disease Virus – 19 ( Covid – 19 ).

Wabah ini pertama kali muncul di salah satu kota kecil di Tiongkok bernama Wuhan lalu menyebar hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali negara kita tercinta. Seketika hiruk pikuk kebahagiaan dunia berubah.

Semua kegiatan kegiatan yang kita lakukan sehari – hari tak dapat lagi kita rasakan. Semua kegiatan yang kita lakukan harus dilakukan dari rumah sesuai dengan himbauan pemerintah Republik Indonesia.

Dengan adanya wabah ini, beberapa sektor yang tedampak Covid – 19 mengalami penurunan / resesi. Sektor – sektor tersebut diantaranya sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan dll. Namun ada salah satu sektor yang sangat merasakan dampak dari wabah ini. Sektor tersebut ialah sektor ekonomi.

Selama pandemi ini, kita tahu bahwa perekonomian negara kita sedang mengalami deflasi dan tidak sedikit pula perusahaan – perusahaan yang bangkrut akibat wabah ini.

Selain itu, banyak perusahaan – perusahaan negeri maupun swasta terpaksa mem-PHK para karyawannya karena perusahaan tersebut juga mengalami penurunan pendapatan sehingga mereka tidak mampu membayar gaji para karyawannya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya istilah berupa “ Orang Buangan ’’

Istilah ini muncul dari salah satu karya novel sastrawan Indonesia pada tahun 1950-an bernama Harijadi S. Hartowardoyo. Beliau merupakan sastrawan Indonesia yang terkenal berkat salah satu novelnya yang berjudul “ Orang Buangan ’’ .

Dalam novel tersebut, beliau mengungkapkan bahwa orang – orang yang kehilangan pekerjaan karena rezim pemerintahan yang kejam, wabah yang melanda, dll diibaratkan seperti seekor bangkai binatang atau sampah yang dibuang begitu saja tanpa rasa berdosa sama sekali.

Hal ini bisa dibuktikan ketika perekonomian negara kita sedang mengalami resesi, banyak perusahaan – perusahaan baik negeri maupun swasta mem-PHK para karyawannya dengan alasan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kebangkrutan.

Hal seperti ini justru menimbulkan kecaman dari para karyawannya bahwa alasan perusahaan yang telah mem-PHK mereka tersebut itu tidak masuk akal dan mereka beranggapan bahwa perusahaan sengaja untuk mematikan sandang pangan mereka sebab antara gaji & hasil kerja mereka selama sehari penuh tidak seimbang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: