Maestro Pelukis dan Pematung Kayu Fenomenal Amrus Natalsya Meninggal Dunia

Sang Maestro Pelukis dan Pematung Kayu Fenomenal Amrus Natalsya Berpulang Pada Usia 90 Tahun

Sahabat Amrus Natalsya sesama pelukis yakni maestro lukis Djoko Pekik telah lebih dahulu berpulang. Kedua tokoh unggul dari Sanggar Bumi Tarung dikenal dituduh keterlibatannya pada peristiwa ’65.

Nasib para seniman kiri dan Lekra, akibat dampak peristiwa ’65 terbilang terjatuh dan terpuruk, seperti dialami nasibnya sang pelukis Trubus yang terbunuh secara misterius, mendengar hal itu bikin marah Bung Karno.

Sementara Amrus Natalsya dan Djoko Pekik merupakan dwi tokoh unggul dari Sanggar Bumi Tarung, berdua bersama para sahabat lainya, Harmani, Haryatno dan Mulawesdin Purba diketahui ketiganya tewas terbunuh dihabisi oleh massa Orde Baru lewat pengeboman.

Sahabat Amrus lainnya Hendra Gunawan, Basuki Resobowo, Sudjojono, Affandi maupun seniman – seniman Lekra lainnya.

Peristiwa’65 terbilang tragis tak terhindarkan lagi, ketika peristiwa itu terjadi berakibat nasib buruk menimpa menerpa para seniman maupun pekerja seni kebudayaan Lekra lainnya.

Peristiwa’65 dilatarbelakangi politik perebutan kekuasaan berdampak buruk perjalanan kemerdekaan RI, hingga akibat dari peristiwa tersebut merambah dan meluas ke sendi-sendi kehidupan di masyarakat, meliputi bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan, tanpa kecuali.

Dampaknya krusial hingga dikatakan terjadi chaos yg amat parah terhadap nasib rakyat Indonesia karena banyak yang termarjinalkan alias terpinggirkan.

“Kami sebagai pesakitan yang teraniaya oleh rezim Orde Baru yg kejam. Secara mental tetap berlawan, tak boleh runtuh tenggelam. Saya harus tetap menjadi “kuda balap” yg tak boleh “mengandong”, kata Djoko Pekik dengan lantang.

Di depan lukisannya yg besar-besar bertemakan perlawanan politik terhadap ketidakadilan.

“Kami Sanggar Bumi Tarung harus tampil kembali, sejak berpuluh tahun tenggelam. Dan sesudah reformasi kami berhasil berpameran lagi 2 kali, dith 2008 dan 2011, sejak pameran pertama th 1962”.

“Meski kami pada sudah usia tua, kami harus bisa eksis kembali”, ucap Amrus Natalsya terbata -bata pada waktu dirinya diundang dihadirikan dalam sebuah acara talk show di stasiun Metro TV.

Karya lukisan Amrus yang Disalahartikan Orba

Salah satu koleksi lukisan Presiden Sukarno yang diberi judul “Kawan-Kawanku” yang menghiasi dinding istana negara “Digudangkan” oleh rezim Orba Soeharto pada tahun 1968.

Pasalnya, lukisan Amrus Natalsya tersebut dinilai rezim Orba menggambarkan kemarahan rakyat jelata terhadap kapitalis birokrat dianggap dapat memprovokasi kaum proletar yang diidentikan Orba sebagai kaumnya sosialis-komunis.

Padahal menurut Amrus Natasya, Kawan-Kawanku hanya menggambarkan orang-orang istirahat di sore hari dan hendak mandi setelah seharian bekerja.
“Teman-teman saya di ASRI tahu karena mereka modelnya, ” Kata Amrus dikutip dari historia.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: