Korban Kabel Bali Towerindo Hari ini Jalani Operasi Pita Suara, Terancam Cacat Permanen

Dipastikan menjadi Cacat Permanen, Sultan Rifat Alfatih, Korban Kecelakaan Kabel FO Bali Tower akan Jalani Operasi Pengangkatan Pita Suara

Sultan Rifat Alfatih, Korban Kecelakaan Kabel FO Bali Tower akan Jalani Operasi Pengangkatan Pita Suara

Jakarta, EDITOR.ID,- Sultan Rifat Alfatih terpaksa harus menjalani operasi pengangkatan pita suara oleh tim dokter Rumah Sakit Polri Polri, Kramatjati. Konsekuensinya korban kecelakaan kabel fiber optik (FO) milik PT Bali Towerindo Sentra, Tbk. (Bali Tower) dipastikan akan mengalami cacat permanen.

Menurut Fatih, ayah Sultan Rifat, kemungkinan besar Sultan Rifat tidak bisa lagi berbicara secara normal. Fungsi nafas secara permanen terpaksa dipindahkan dari hidung ke lubang buatan di bagian leher.

Rencananya, operasi pengangkatan pita suara Sultan Rifat akan dilakukan Kamis besok (19/10/2023) di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Operasi itu sendiri diperkirakan memakan waktu sekitar enam sampai delapan jam.

“Sultan Rifat juga akan kehilangan fungsi hidung sebagai indra penciuman. Supaya tetap bisa berbicara, nantinya akan dilatih menggunakan nafas dari perut, dengan kualitas suara seperti robot. Terapi ini sendiri diperkirakan membutuhkan waktu sekitar enam bulan,” kata Fatih, mengutip penjelasan tim dokter RS Polri Kramatjati, Selasa (17/10/2023).

Fatih mengungkapkan, perkembangan fisik Sultan Rifat secara umum saat ini sebenarnya sudah semakin baik. Berat badannya sudah lebih dari 52 Kilogram.

Tim dokter RS Polri juga sudah melakukan beberapa kali tindakan operasi, seperti penyuntikan lemak pada pita suara, pelebaran saluran kerongkongan untuk makan, dan tindakan lain yang berhubungan dengan upaya normalisasi fungsi menelan dan fungsi bicara.

Menurut Fatih, bahwa beberapa minggu lalu Sultan Rifat menjalani uji coba untuk berbicara, dan secara terbatas sudah bisa mengeluarkan suara. Akan tetapi karena kondisi pita suara, jaringan syaraf dan otot terkait lainnya rusak akibat terjerat kabel FO Bali Tower, untuk tindakan selanjutnya tim dokter memberikan pilihan, diantaranya agar pita suara Sultan Rifat diangkat.

“Ada dua opsi untuk mengatasi masalah pita suara anak saya, yaitu tetap dipertahankan atau diangkat. Setelah diberikan edukasi dan penjelasan detail oleh tim dokter, termasuk segala risiko dan konsekuensi, serta mendengarkan keinginan Sultan, dengan berat hati akhirnya kami menyetujui untuk dilakukan operasi pengangkatan pita suara Sultan,“ paparnya.

Hal ini terpaksa dilakukan dengan pertimbangan supaya fungsi makan Sultan Rifat dapat kembali normal. Nantinya setelah dilakukan operasi, aktivitas keseharian Sultan Rifat diharapkan bisa dilakukan secara normal, kecuali berenang, karena ada lubang di bagian leher yang berfungsi sebagai saluran pernafasan.

Kembali mengutip penjelasan tim dokter RS Polri, Fatih menjelaskan bahwa kerusakan pita suara dan jaringan syaraf serta otot terkait lainnya membuat Sultan Rifat tidak dapat menelan dengan sempurna. Sebagian makanan atau minuman dari mulut masuk ke saluran nafas dan paru-paru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: