Keturunan Rasulullah, Ulama Kharismatik Panutan Rakyat Indonesia

Seperti halnya umat Islam bila melentur kadar cintanya kepada Nabinya, imannya pun akan rapuh sehingga akan menjadi sebab umat yang mudah dihancurkan. Semuanya akan menjadi kokoh bila kecintaan umat kepada Nabi SAW yang kemudian akan melahirkan rasa cinta kepada bangsa dan tanah airnya, namun tidak akan diperoleh apabila tidak disertai kejernihan sanubari serta menghilangkan egoisme yang menutupi kebutuhannya sehingga tidak menyadari atas umat Islam segala kekurangannya.

Dalam dunia tasawuf hal tersebut sangat berperan yang melahirkan kesucian dalam mencintai Allah SWT, Rasul-Nya, dan bangsa umat Islam.

Pemikiran Pendidikan Ridha

Ridha ialah menerima apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT kepadanya. Rela berjuang di jalan Allah SWT, rela menghadapi kesukaran, rela berkorban harta, pikiran bahkan jiwa. Pendidikan ridha menurut Habib Lutfi adalah menerima segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya dari hal-hal yang wajib sampai hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Pendidikan ridha adalah suatu sifat dan sikap memfitrahkan (memurnikan) motivasi dan keyakinan serta melapangkan diri terhadap segala amr (perintah) dan musibah (ujian) Allah SWT.

Ridha menurut Simuh, adalah buah dari tawakkal. Dimana jika seorang sufi telah benar-benar melaksanakan tawakkal maka dengan sendirinya ia akan sampai pada maqam ridha. Aplikasi pendidikan ridha menurut Habib Lutfi adalah hendaklah setiap hamba yang melaksanakan aktivitasnya mengerti bahwa hal itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Akan tetapi, tidak hanya diperintahkan untuk menjalankan seluruh aktivitas ibadah dengan „sekedarnya. saja, atau semata-mata menggugurkan kewajiban saja, atau ternodai oleh beberapa keinginan lainnya seperti mendapatkan kehormatan dan pujian dari makhluk-Nya.

Orang yang dapat mengaplikasikan pendidikan ridha adalah orang yang tidak ada tujuan dan pamrih apa-apa melainkan untuk menghambakan dirinya dengan Allah SWT, sehingga Allah SWT meridhai dan mencintainya. Kualitas dari suatu perbuatan, tindakan, dan aktivitas diri terletak pada kualitas niat, i’tikad, tujuan dan maksudnya.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan ridha adalah mendidik kondisi kejiwaan atau sikap mental agar senantiasa menerima dengan lapang dada atas segala karunia yang diberikan atau musibah yang ditimpakan kepadanya.

Ia akan senantiasa merasa senang dalam setiap situasi yang meliputinya. Sikap mental semacam ini adalah merupakan maqam tertinggi yang dicapai oleh seorang sufi. (edi winarto/ dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: