Keturunan Rasulullah, Ulama Kharismatik Panutan Rakyat Indonesia

Pendidikan zuhud menurut Habib Lutfi diibaratkan seseorang yang melihat kecantikan seorang wanita kemudian segera dikembalikan kepada Sang pencipta. Karena keabadian kecantikan tersebut menjadi hilang termasuk unsur keturunan, dan bagaikan orang melihat matahari di pagi hari ternyata tenggelam di waktu sore hari begitu pula ketika melihat keadaan bulan tenggelam di pagi hari.

Dari pemikiran pendidikan zuhud Habib Lutfi di atas dapat peneliti gambarkan bahwa mendidik sikap zuhud tidak harus menjauhi dunia, karena pada dasarnya pendidikan zuhud adalah mengosongkan hati selain Tuhan. Dunia yang dibenci oleh para sufi, menurut Abu Hasan al-Syazili13 adalah dunia yang memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku syahwat yang hanya permainan dan senda gurau yang akan melupakan Allah.

Menurut peneliti, berdasarkan keterangan pendidikan zuhud menurut Habib Lutfi di atas, tidak ada larangan bagi salik untuk menjadi meliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimiliknya. Salik sendiri adalah nama lain dari (pengembara) sufi dalam rangka mencari Tuhan Yang Maha Esa.

Pemikiran Pendidikan Kecintaan Kepada Allah SWT.

Habib Lutfi mengibaratkan pendidikan cinta kepada Allah SWT, bagaikan minyak dengan api sehingga jika minyaknya semakin banyak maka cahayanya akan semakin terang dan bertambah. Cinta kepada Allah dari sebab ma’rifat kepada-Nya sehingga muncullah kekuatan iman dan cinta dari-Nya.

Menurut Dhahir, orang sufi menyebut terminologi cinta dengan sesuatu yang dirindukan dan memasukkan sifat-Nya kepada wanita cantik, setelah itu mereka berusaha mengaitkan ikatan antara kedua cinta tersebut sehingga meleburlah sifat fana.

Menurut Habib Lutfi dalam aplikasi konsep pendidikan cinta Allah SWT adalah perumpamaan: seberapa jauh seseorang mengenal tanah air menjadi sebuah tolak ukur atau kadar cinta seseorang kepada Allah SWT dan Rasul-nya. Jika benar seseorang mencintai tanah air akan menambah ma’rifat, keyakinan, serta beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dengan pendidikan cinta tersebut seseorang akan menjaga dan menggali ilmu segala potensi ilmu pengetahuan yang ada dalam tanah air. Sehingga akan melahirkan para ilmuan yang menumbuhkan jati diri dalam beriman, berbangsa, dan bernegara.

Pudarnya suatu bangsa, jika cinta kepada tanah air dan bangsa-nya pudar (melentur) terlebih jika suatu bangsa tidak mengenal para leluhur dan nenek moyangnya sebagai pendiri bangsa dan negara dalam tanah air, maka bangsa itu akan menjadi bangsa yang rapuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: