Jenderal Fachrul Razi Menjadi Pembeda

EDITOR.ID, Jakarta,- Salah satu bukti kecerdasan Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin bangsa adalah ketika dia memilih Jenderal Purn Fachrul Razi sebagai figur Menteri Agama. Kejelian Jokowi memilih Ustaz asal Aceh ini akan menjawab tantangan bangsa Indonesia selama ini yang terancam perpecahan akibat paham radikalisme.

Salah satu pimpinan Relawan Jokowi di Pilpres 2019, Asri Hadi menyatakan mendukung langkah Jokowi mengangkat Jenderal Purn Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.

“Menghadirkan Jenderal Razi di Kementrian Agama adalah ide brilian, karena selain beliau sosok yang selama ini banyak berdakwah secara damai dan sejuk, pak Razi ini sosok yang tegas,” kata Dosen senior IPDN ini.

Menurut Asri, Fachrul Razi yang jabatan terakhirnya pernah sebagai Wakil Panglima TNI dikenal memiliki kedekatan dengan tokoh agama. “Beliau juga seorang prajurit yang rajin berdakwah keliling daerah, setiap beribadah di masjid beliau selalu tak lupa berceramah,” kata Asri Hadi.

Usai pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Fachrul Razi langsung mengikuti acara serah terima jabatan (Sertijab) dengan Menteri Agama periode sebelumnya, Lukman Hakim Saifuddin. Sekaligus ia menyambangi kantor barunya di Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019) siang.

Kehadiran mantan Perwira Tinggi TNI ini di keluarga besar Kementrian Agama memang menjadi pejabat pembeda dibanding menteri lainnya.

Dalam sambutannya Menteri Agama yang baru Fachrul Razi bicara masa remajanya yang dibesarkan di wilayah yang ajaran Islam-nya ketat. Namun, dia menegaskan, jabatan menteri agama yang diembannya saat ini tidak hanya untuk agama tertentu.

“Kita harus sepakat bahwa teman-teman, Pak Fachrul menteri agama ya, iya tapi saya bukan Menteri Agama Islam, saya Menteri Agama Republik Indonesia. Di dalamnya ada agama-agama lain. Tapi kalau di dalamnya saya gunakan pendekatan Islam wajar-wajar saja karena memang Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas,” ujar Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Dia lalu menjelaskan dirinya bukan lulusan pondok pesantren maupun sekolah agama. Namun, wilayahnya yang ketat dengan agama Islam, membentuk pribadinya sebagai sosok yang disiplin. Apalagi setelah masuk akademi militer, Fachrul tergabung dalam kelompok yang membina taruna Islam.

“Saya dibesarkan dalam sebuah wilayah yang memang Islamnya sangat ketat sehingga dididik orang tua dengan cara yang sangat ketat juga. Dan kemudian setelah masuk ke Akademi Militer saya tergabung dalam istilahnya itu adalah kelompok taruna yang tugas membina taruna-taruna Islam lainnya agar menjadi lebih baik,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: