Isu Tak Sedap Menerpa Asabri

Asabri menempatkan dana dari nasabahnya ke portofolio saham yang beresiko kerugian cukup tinggi.

Dari keterbukaan informasi, diketahui sepanjang 2019, ada sekitar 14 saham dikelola dalam portofolio saham Asabri. Namun harga semua saham tersebut anjlok mencapai lebih dari 90 persen. Harganya terjun bebas mencapai nilai Rp 7,46 triliun (73,14%) yaitu menjadi Rp 2,13 triliun dari awal penghitungan Rp 10,2 triliun.

Hitungan itu berasal dari kompilasi data kepemilikan saham dari 15 perusahaan yang sahamnya sempat dimiliki perusahaan BUMN pengelola asuransi TNI dan pensiunan militer tersebut pada periode Desember 2018 hingga September 2019.

Dengan demikian, bila memakai asumsi kepemilikan sahamnya tidak berubah hingga akhir tahun 2019, maka dapat terlihat penurunan tersebut.

Ke-12 perusahaan yang sempat dimiliki Asabri adalah PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE).

Perusahaan lain adalah PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT SMR Utama Tbk (SMRU), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), dan PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON).

Saham PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) sempat dimiliki Asabri hingga akhir 2018, tetapi tidak terlihat lagi jejaknya pada akhir September 2019. Dua saham lain yaitu PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) sebaliknya, tadinya tidak dimiliki di akhir 2018 sehingga baru dimiliki pada akhir September 2019.

Karena itu, hitungan dari tiga saham terakhir, yaitu POOL, POLA, dan PPRO tidak dihitung dalam potensi penurunan portofolio saham Asabri tersebut.

Dari sisi harga saham, tercatat adanya rerata penurunan yang lebih dari separuhnya, tepatnya 62,24% dengan penurunan tertinggi pada POOL sebesar 96,93% dan FIRE 95,79%. Penurunan terkecil terjadi pada saham HRTA 34,64% dan ICON 30,61%, sedangkan yang flat ada di saham BBYB dan SDMU.

Begitu mengetahui desas-desus skandal korupsi di tubuh Asabri, pada Jumat, 10 Januari 2020, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir gerak cepat. Erick langsung memanggil Direktur Keuangan dan Investasi PT Asabri (Persero) Rony Hanityo Apriyanto untuk meminta keterangan tentang kondisi asuransi di perusahaan milik negara itu.

Menteri BUMN Erick Thohir (ist)

Namun setelah memeriksa Rony, Erick belum bisa memberikan informasi lebih lanjut karena ia masih harus menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “BPK keluarkan audit Jiwasraya, kalau Asabri belum dapat audit BPK. Jangan nanti mikir mikir apa. Saya belum siap bicara Asabri, sebab saya belum tahu,” ujar Erick.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: