Ini Kado Ultah Buat Pak Jokowi, Apa Itu?

Budi Jojo mengakui belakangan ini media sosial terkadang disalahgunakan untuk menyebarkan isu yang tujuannya membangun opini negatif tentang kinerja pemerintahan saat ini. Namun, di media sosial juga ada secuil info yang bisa di dalami.

Khususnya menanggapi bahwa narkoba di tanah air belum diurus serius, dengan masih banyaknya bandar dari dalam penjara yang menyebar barang terlarang itu, lewat jaringan di luar penjara.

“Itu bukan hoax, bahkan BNN dan Kemenkumham belum menemukan formulasi bersama, membongkar mafia bandar narkoba dari balik penjara,” ujar S.S Budi Raharjo, jurnalis yang juga aktivis anti narkoba.

Menurut pengurus AMDI, sesungguhnya peran pemerintah dalam hal ini BNN dan Kementerian terkait, perlu lebih aware dengan situasi “darurat narkoba.” Harus diakui, koordinasi antar instansi lemah.

Jangan juga, hanya setiap tanggal 26 Juni, di Hari Anti Narkoba Internasional (HANI). “Sebatas seremonial, tanpa komitmen dan tindak lanjut,” demikian Asri Hadi menambahkan.

Asosiasi Media Digital sepakat dengan beberapa NGO, yang menyarankan kalau hanya sekedar seremonial di tanggal 26 Juni, tanpa bisa membongkar jaringan bandar narkoba dari balik penjara dengan tuntas.

Sekjen AMDI Edi Winarto menambahkan AMDI berkomitmen bukan saja melawan hoax, tapi membuat langkah-langkah kongkrit misalnya, memanfaatkan kemampuan sosial, berinteraksi dalam komunitas, dan kemampuan-kemampuan dasar lainnya.

Anggota AMDI merupakan para socialpreneur. “Kami juga kerap memberi pelatihan ke beberapa komunitas melawan hoax secara swadaya, termasuk memberi pelatihan desa cegah narkoba,” ujar Edi Winarto, Sekjen AMDI. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: