Heboh Bakar Al Qur’an Presiden Turki Ngamuk Tak Dukung Swedia Gabung NATO

Dilansir Reuters, Minggu (22/1/2023), insiden pembakaran Al-QurĂ¡n tersebut dilakukan pemimpin partai politik sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan. Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras itu juga pernah menggelar sejumlah demonstrasi anti-Turki di masa lalu.

“Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” cuit Perdana Menteri Ulf Kristersson di Twitter pada Sabtu.

Perlu diketahui, Erdogan telah menetapkan serangkaian kondisi sulit yang mencakup permintaan Swedia untuk mengekstradisi puluhan tersangka Kurdi yang dituduh Ankara sebagai “terorisme” atau keterlibatan dalam kudeta gagal pada 2016.

Swedia dengan Turki pun sejatinya telah membuat kemajuan dengan banyaknya kunjungan para menteri tinggi ke Ankara.

Stockholm juga telah memberlakukan amendemen konstitusi yang memungkinkan pengesahan undang-undang anti-teror yang lebih keras yang diminta oleh Ankara.

Namun, keadaan menjadi buruk ketika sekelompok kecil Kurdi menggantungkan patung Erdogan di luar balai kota Stockholm awal bulan ini.

Turki lalu memanggil duta besar Swedia dan mencabut undangan ketua parlemennya untuk mengunjungi Ankara.

Keputusan polisi Swedia untuk menyetujui protes Paludan juga mendapat tanggapan serupa.

Turki memanggil duta besar Stockholm untuk ganti rugi dan membatalkan kunjungan yang direncanakan oleh menteri pertahanan Swedia.

Erdogan mengatakan pembakaran kitab suci umat Islam adalah kejahatan rasial yang tidak dapat dipertahankan dengan kebebasan berbicara.

“Tidak seorang pun berhak mempermalukan orang-orang kudus,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional.

“Ketika kita mengatakan sesuatu, kita mengatakannya dengan jujur, dan ketika seseorang menghina kita, kita menempatkan mereka pada tempatnya.”

Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO, mengecam posisi Erdogan di Swedia.

Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan bahwa “kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat adalah komoditas yang berharga, di Swedia dan di semua negara NATO lainnya. Dan itulah mengapa tindakan yang tidak pantas ini tidak secara otomatis ilegal.”

Stoltenberg, yang musim semi lalu berbicara tentang proses keanggotaan jalur cepat hanya dalam beberapa minggu, menambahkan dalam wawancara bahwa pemerintah Swedia telah mengutuk demonstrasi “dengan sangat jelas”.

Siapa Rasmus Paludan?

Rasmus Paludan adalah seorang pria Denmark-Swedia. Rasmus Paludan dikenal sebagai politikus pendiri sekaligus pemimpin partai politik gerakan sayap kanan Denmark Garis Keras yang kerap melakukan aksi rasial provokatif.

Namanya kembali mencuat sehubungan dengan kasus aksi pembakaran Al-Qur’an di Stockholm, Swedia, yang dilakukan olehnya.

Melansir BBC Indonesia, pada 2017, pria yang kini berusia 40 tahun itu, mendirikan gerakan sayap kanan Denmark bernama Stram Kurs atau Garis Keras. Partai politik gebrakan Paludan ini kerap menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: