Forkopimda Batang Tinjau Banjir di Tujuh Desa

EDITOR.ID, Batang,-Bupati Batang Wihaji bersama Kapolres Batang AKBP Edwin Louis Sengka dan Komandan Kodim 0736/Batang Letkol Arh Yan Eka Putra meninjau lokasi banjir di 7 desa dan kelurahan di wilayah Kecamatan Batang, Sabtu (6/2/2021).

Bupati Batang Wihaji mengatakan meluapnya saluran sungai Gabus yang menuju ke muara ikut memperparah banjir dengan ketinggian mencapai 40 cm masuk ke rummah warga.

“Ada sekitar 200 RT di 7 desa/kelurahan di kecamatan Batang  banjir sudah masuk ke rumah warga dengan ketinggian rata – rata 40 cm,” kata Bupati Wihaji.

Disamping wilayah cekungan, kata dia, rumah warga juga  dekat dengan saluran aliran sungai Gabus dan sungai Sambong yang menuju ke muara laut.

“Aliran sungai Gabus dan Sambong  memang sejak dulu sungainya bermasalah, sehingga butuh solusi yang komprehensif. Tapi minimal kita sudah memberikan edukasi ke masyarakat untuk tanggap bencana,” kata Wihaji.

Sambungnya, untuk penanganan lebih utama dilakukan evakuasi warga ke pos pengungsian dan membuka dapur umum.

“Saya minta dinas terkait membuat dapur umum, dan evakuasi warga ke posko – posko pengungsian, karena banjir sudah masuk ke rumah warga,” jelasnya.

Dari 7 desa dan kelurahan yang mengalami banjir yaitu, Karangasem Utara, Klidang lor, Watisalit, Denasri Kulon, Kalipucang Wetan, Kalipucang Kulon.

Bupati Batang Wihaji bersama  Dandim 0736 Batang Letkol Arh. Yan Eka Putra dan Kapolres Batang AKBP Edwin louis Sengka juga meninjau langsung warga terdampak banjir lumpur dukuh Celong desa Kedawung, Banyuputih, Batang, Sabtu (6/2/2021).

Bupati Batang Wihaji mengatakan banjir lumpur di dukuh Celong desa Kedawung Kecamatan Banyuputih diakibatkan oleh pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang.
“Banjir lumpur sudah yang ketiga kali ini, yang pertama dan kedua hanya air. Tapi ketiga kali ini air membawa material lumpur,” kata Wihaji, saat meninjau langsung lokasi banjir lumpur di dukuh Celong desa Kedawung.
Karena ini bagian dari dampak pembangunan KITB, kata dia, maka korporat KITB atau PT Pembangunam Perumahan (PP) untuk memastikan hal serupa tidak terjadi lagi. Untuk solusi jangka panjang direncanakan membuat sodetan khusus jalan air dari KITB menuju ke laut.
“Saya minta korporat KITB harus ada solusi jangka pendek supaya air dan lumpur tidak mengalir ke rumah warga,” kata wihaji yang didampingi Kapolres Batang AKBP Edwin louis Sengka dan Dandim 0736 Batang Letkol Arh Yan Eka Putra.
Dijelaskanya, kerugian yang dialami warga akibat banjir lumpur karena dampak pembangunam KITB sekitar Rp 100 juta maka menjadi tanggungjawab korporat.
“Saya minta kepala desa, camat segera komunikasi dengan korporat KIB untuk meminta ganti rugi, karena ini dampak pembangunam KITB,” pintanya.
Ia pun mengatakan, pembersihan lumpur yang memadati dan menutupi akses jalan hingga 40 centimeter dilakukan oleh warga juga harus mendapat ganti uang kerja.
“Untuk pembersihan lumpur ini sistemnya padat karya, artinya warga dilibatkan membantu nanti per orang dibayar Rp 100 ribu oleh PT PP,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: